Menu

Dark Mode
Perubahan Senjata Diplomasi China, Dulu Panda Kini Huawei dan Xiaomi Komdigi Klaim Internet Indonesia Sekarang Makin Kencang Gibran Ungkap Pemerintah Ingin Cetak Santri Ahli AI, Blockchain, dan Robotik Harga Nintendo Switch 2 di Indonesia November 2025, Sekarang Segini Apple Minta Bantuan Google Bikin Siri Versi Baru yang Lebih Cerdas? 10 Bos Teknologi yang Drop Out dari Kampus dan Menjadi Miliarder

Feature

Melihat Potensi Pengrajin Turus dan Petani Tanaman Hias Selama Covid

badge-check


					ilustrasi tanaman hias Perbesar

ilustrasi tanaman hias

Upaya pemerintah menekan penularan virus covid 19 di masyarakat dengan menerapkan work form home (WFH) dan meliburkan sekolah, mulai berdampak. Hal itu terlihat dari menurunnya jumlah kasus covid 19, meskipun masih fluktuatif.

Bukan itu saja, selain berhasil menekan laju pergerakan jumlah kasus covid 19, aktivitas yang dihabiskan di rumah mulai menumbuhkan hoby baru. Salahsatunya menanam tanaman hias.

Tak sedikit warga yang menghabiskan waktu di rumahnya dengan belajar menanam dan merawat tanaman hias. Akibatnya harga tanaman hias melonjak naik, dikarenakan permintaan masyarakat mulai meningkat.

Tisna, salah seorang petani tanaman hias di Ciapus Kabupaten Bogor mengaku, omset penjualannya mengalami peningkatan selama pandemi covid 19 yakni sejak Maret 2020.


Baca juga: Survei: Aktivitas Warga Jabodetabek di Masa Pendemi, Begini


Bahkan Tisna mengaku sering kesulitan menjual tanaman hias, lantaran barangnya sulit didapat. “Covid membuat warga yang diam di rumah, ingin melakukan berbagai aktivtas. Menanam tanaman hiasa menjadi salahsatu yang diambil masyarakat untuk menyalurkan hobynya. Alhamdulillah pendapatan kami meningkat selama pandemi,” kata Tisna.

Meningkatnya pendapatan tanaman hias seperti Tisna, juga dirasakan oleh pengrajin turus, Asep. Asep yang sebelum ya bekerja sebagai buruh pabrik namun harus dirumahkan karena covid, mengaku selama covid dia menerima order membuat turus (tiang penyangga tanaman) sangat banyak.

“Saya sering kewalahan jika permintaan sangat tinggi seperti sekarang. ada berkahnya buat kami yang menganggur, bisa mendapatkan pemasukan dari menjual turus kepada masyarakat,” ujarnya.

ASep menjual turus dengan berbagai ukuran dan harga. Untuk ukuran terkecil, Asep menghargai sebesar 25 ribu. “Alhamdulillah saya dan teman-teman jadi ada kegiatan membuat turus. saya bisa ajak teman-teman yang menggangur atau terkena imbas covid, bisa membuat turus dan menjualnya kepada warga,” katanya.

penulis/editor herman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Festival Sapi Bupati Jember Cup Jadi Magnet Nasional, Gus Fawait Soroti Ketahanan Pangan dan Kemiskinan di Jember

2 November 2025 - 17:54 WIB

Sinergi DWP Kemenkop Bersama Kepul Wujudkan Program ‘Sampah Jadi Rupiah’

30 October 2025 - 18:24 WIB

Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta Dorong Lahirnya Perda KIP

30 October 2025 - 18:14 WIB

KLH Cabut 18 Segel, EAL Bisa Kembali Beroperasi

28 October 2025 - 21:25 WIB

Kementan jadikan Kapuas Pendongkrak Swasembada Pangan

28 October 2025 - 19:19 WIB

Trending on Headline