Warung Kerekan, Jajan Unik di Kampung Manterana
Kampung Mantarena Lebak, Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah yang ditumbuhi pepohonan besar, penataan infrastruktur dan penataan taman menghadirkan suasana estetik.
Dari seberang Sungai Cipakancilan terlihat seorang ibu sedang mengerek ember berisi makanan pesanan seorang pembeli.
Dia adalah Elvi Suswati (52) pemilik Warung Kerekan Mantarena (Wakerman) ala Gerakan Bogor Bebas Kumuh Strategi Akselerasi Permukiman Indah, Sehat, Aman dan Nyaman (Gerobak Sae Pisan), yang diberi nama Dapoer Amah Alea.
Sejak mendapat bantuan dari Pemerintah kota (Pemkot) Bogor melalui inisiasi dari Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor, Rr Juniarti Estiningsih, setiap hari yang dimulai dari terbit fajar, Elvi Suswati sibuk melayani pembeli menggunakan kerekan.
“Alhamdulillah ramai, biasanya yang beli muter lewat jembatan. Kalau sekarang gak usah keliling datang ke warung ini. Tinggal teriak aja. Banyak yang beli karena unik terus lebih mudah,” katanya, Rabu (28/8/2024).
Selain bisa membeli jajanan untuk dibawa pulang, pengunjung juga bisa makan di lokasi yang berada di atas Sungai Cipakancilan yang sudah disediakan. Di sana juga dilengkapi tempat untuk membuang sampah, karena Kampung Mantarena juga sudah memiliki sistem pengolahan sampah melalui bank sampah.
Warung kerekan ini memiliki 19 menu makanan dan minuman dengan harga Rp.5000 hingga Rp.18000. Selain warung kerekan, di lokasi yang sama juga ada berbagai penjual kuliner lainnya. Di sekitar bibir Sungai Cidepit misalnya, tersedia cafe ala Gerobak Sae Pisan yang diberi nama ‘Cafe Sigaricis Ibu Wiwi’ yang menawarkan view landscape sungai dari atas balkon.
Ketua RW 02 Kelurahan Panaragan, Nana Sukarna menyampaikan bahwa masyarakat di Kampung Mantarena Lebak sangat antusias dengan hadirnya Gerobak Sae Pisan yang berdampak langsung pada sosial ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
“Untuk keberlanjutan pondasi yang sudah dibangun kami warga juga dilibatkan dalam Gerobak Sae Pisan Mantarena ini, kami mengenakan rompi yang juga ikut serta dalam membina membantu mensosialisasi mengedukasi warga. Dengan ini lingkungan terjaga, ekonomi keluarga meningkat,” ucapnya.
Kadisperumkim Kota Bogor, Rr Juniarti Estiningsih, mengatakan Gerobak Sae Pisan di Mantarena ini merupakan pilot project dalam penanganan kawasan kumuh. Sebab lanjutnya, penanganan kawasan kumuh hanya dilakukan oleh Disperumkim. Melalui Gerobak Sae Pisan ini ada kolaborasi eksternal Pemkot Bogor dan internal dengan keikutsertaan 18 perangkat daerah.
“Melalui Gerobak Sae Pisan diharapkan juga nantinya ada pencegahan kawasan kumuh sehingga kita memberikan suatu penguatan sosial ekonomi dan sosial pemberdayaan yang berkelanjutan,” ujarnya. KMF