30 Peserta Adu Masak Tempe

image

Tiga puluh orang dari berbagai kalangan mengikuti lomba memasak dengan bahan baku tempe di Institut Pertanian Bogor Kampus Dramaga, Minggu (4/10/2015). Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Nutrition Fair yang digelar Himpunan Mahasiswa Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, IPB untuk mengkampanyekan makanan sehat dan berimbang.

Ketua Departemen Gizi Masyarakat, Rimbawan mengatakan tempe dipilih karena merupakan makanan asli Indonesia yang mengandung gizi tinggi. Bahkan, berdasarkan banyak penelitian, tempe diyakini mampu mengurangi risiko penyakit jantung. “Pesertanya dari Bandung, Bogor, Jakarta dan beberapa wilayah sekitar. Mulai dari mahasiswa hingga ibu rumah tangga,” ucapnya.

image

Menurut dia, meski tempe masih dinilai sebagai makanan kampung, tempe bisa diolah menjadi berbagai macam olahan makanan yang tidak kalah enak dengan daging. Selain dari segi rasa, penilaian lomba memasak juga dari kreativitas pemasak untuk mengolah tempe. “Ada banyak olahan tempe. Setiap peserta beda-beda. Ada yang dimasak sebagai cemilan tempe pasir hingga kebab tempe,” tutur Rimbawan.

Lebih lanjut, Rimbawan mengatakan Indonesia dihadapkan pada masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi sekaligus. Riset yang dilakukan tahun 2013 menyebutkan prevelensi gizi kurang pada balita di Indonesia mencapai 19,6 persen. Ironisnya, di wilayah perkotaan prevelensi gizi berlebih untuk pria dewasa mencapai 19,7 sedangkan untuk perempuan dewasa mencapai 32,9 persen.

“Kasus di dunia menunjukkan 70 persen masalah gizi menimbulkan kematian,” lanjut Rimbawan. Oleh karena itu, pameran gizi ini digelar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat soal makanan bergizi seimbang. Apalagi, tren penderita penyakit akibat pola makan yang kurang baik dinilai Rimbawan semakin meningkat.

Salah seorang peserta lomba, Fitria mengaku terinspirasi dari pisang goreng pasir sehingga memasak tempe goreng pasir. Dia berharap, tempe semakin digemari masyarakat. Apalagi, ketika tempe bisa disajikan dengan berbagai macam olahan, tidak melulu digoreng atau ditumis. (Deni)

image_pdfimage_print
Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *