Menu

Dark Mode
Demi Kreator, YouTube Rela Gelontorkan Dana Fantastis Hari Badak Sedunia 2025: Sejarah, Tujuan, dan Cara Merayakannya Ilmuan China observasi atmosfer gunakan “Balon Jimu 1” CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup Robot Humanoid “Booming” di China, Howard Huang Jadi Miliarder Dunia Marak Judi Online, Pakar dan Tokoh Agama Minta Penanganan dari Berbagai Sisi

Headline

WannaCrypt Serang Indonesia

badge-check


					fotodoc silicon.co.uk Perbesar

fotodoc silicon.co.uk

Ada satu hikmah yang dapat dipetik Indonesia dari kejadian serangan Ransomeware WannaCrypt atau disebut juga WannaCry. Negara kita makin membutuhkan sebuah Badan Siber Nastional.

Hal tersebut diungkap Donny BU, Direktur Eksekutif ICT Watch. Dia mengatakan terjadinya serangan WannaCry -yang salah satu korbannya adalah rumah sakit di Indonesia- menunjukkan pentingnya ada koordinasi antar pihak. Hal tersebut dapat cepat dilakukan bila ada badan khusus yang melakukan.

“Kemarin itu koordinasinya masih organik, ke depan harus ada badan siber nasional agar ada petunjuk pelaksanaan dan teknis. Sehingga dapat cepat direspon ketika ada informasi,” kata Donny saat ditemui usai konferensi pers Antisipasi Ancaman Ransomeware WannaCry di Jakarta, Minggu (14/5/2017).

Menurut informasi yang Donny dengar, saat ini Badan Siber Nasional masih menunggu Keputusan Presiden. Ia berharap pemerintah dapat segera menetapkan Badan Siber Nasional.

“Dulu kan mau cepat-cepat karena hoax. Nah sekarang sudah ada serangan yang bentuknya lebih nyata, menyerang infrastruktur. Jadi segeralah dibentuk Badan Siber Nasional,” tegas Donny.

Sebelumnya Menkominfo Rudiantara pernah mengungkap bahwa Pemerintah berencana membentuk Badan Siber Nasional atau Basinas di bawah koordinasi Menko Polhukam. Nantinya badan atau lembaga siber lain di Indonesia akan bergabung dalam badan ini.

“Ada 24 kalo nggak salah lembaga yang sudah dihapus oleh pemerintah. Hanya mengintegrasikan. Nanti koordinasi dari mana, apakah ada Lemsaneg nanti ganti nama Basinas, dan lain sebagainya. Kemudian dari Kominfo, ngumpul semua,” jelasnya.

Masing-masing pihak, menurut Rudiantara, bisa saja mengirimkan perwakilan. Sekaligus juga sistem dan infrastrukturnya.

“Bisa orangnya, bisa alatnya, bisa prosesnya. Tapi itu lembaganya pada eksekusi. Karena kalau kebijakan berdasarkan hukum tata negara tetap di menteri. Kalau policy tetap di menteri. UU ITE, misalnya, badan tidak bisa mengeluarkan peraturan badan. Tetap peraturan menteri,” papar Rudiantara.

Guna menanggulangi penyerangan siber, Kominfo saat ini fokus membuat standardisasi serta sosialisasi penerapan standar-standar cyber security. Ada tiga sektor penting yang menjadi prioritas.

“Itu sudah selesai dokumentasinya, workshop-nya, dengan sektor perbankan dan keuangan, transportasi, energi. Nanti pelaksanaan dipindah ke Basinas,” ucapnya.

“Pendirian di Basinas-nya. Tapi kalau proses tadi di Kominfo. Kalau eksekutornya ya diintegrasikan bareng-bareng. Sandi itu salah satu fungsi Basinas nantinya,” lanjut Rudiantara.

Meski begitu, Menkominfo menegaskan bahwa koordinasi tetap berada di bawah Menko Polhukam. Termasuk pihak-pihak yang bertugas di Basinas.

“Basinas ini yang mengintegrasikan, mengkoordinasikan, termasuk orang-orangnya dari mana-mana, juga di bawah ini. Yang mengkoordinasikan Menko Polhukam,” tutupnya.WannaCrypt Bikin Indonesia Darurat Badan Siber Nasional

sumberdetik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Penyelundupan 46,7 Kg Sabu Digagalkan Polda Kalteng

21 September 2025 - 23:06 WIB

Global Ehsan Relief Indonesia dan Yayasan IDEP Selaras Alam Salurkan Donasi ke Bali

21 September 2025 - 21:28 WIB

15.000 Porsi Makan Gratis Dibagikan di Monas

21 September 2025 - 21:06 WIB

5 Pekerja Freeport Masih Tertimbun, 2 Ditemukan Meninggal Dunia

21 September 2025 - 08:44 WIB

Catat, Ini Kunci Operasional Koperasi Desa Merah Putih Menurut Sesmenkop

20 September 2025 - 19:31 WIB

Trending on Headline