Menu

Dark Mode
Tingkatkan Layanan Zona 7, Perumda Tirta Pakuan Tuntaskan Penggantian Stop Valve Intake Pasir Angin Lebih Cepat Tahun Depan, HP Android Diramal Makin Mahal Hans Patuwo Jadi CEO GoTo, Isu Merger Grab Kembali Menguat GoPay Komitmen Berantas Judol, Transaksi Turun Drastis NASA Ungkap Perkembangan La Nina, Simak Dampaknya Buat Indonesia Registrasi SIM Card Pakai Wajah Diwajibkan 1 Juli 2026

Kabar Lifestyle

Tahun Depan, HP Android Diramal Makin Mahal

badge-check


					Samsung resmi merilis ponsel flagship terbarunya, Galaxy S25 series pada Kamis (23/1/2025) dini hari waktu Indonesia. Ada tiga ponsel yang diperkenalkan yaitu Samsung Galaxy S25 reguler, Galaxy S25 Plus, dan Galaxy S25 Ultra. (KOMPAS.com/GALUH PUTRI RIYANTO) Perbesar

Samsung resmi merilis ponsel flagship terbarunya, Galaxy S25 series pada Kamis (23/1/2025) dini hari waktu Indonesia. Ada tiga ponsel yang diperkenalkan yaitu Samsung Galaxy S25 reguler, Galaxy S25 Plus, dan Galaxy S25 Ultra. (KOMPAS.com/GALUH PUTRI RIYANTO)

Harga smartphone Android diprediksi akan semakin mahal pada 2026 mendatang. Sejumlah analis mengatakan, kenaikan ini dipicu oleh biaya produksi yang makin besar, terutama biaya pasokan komponen RAM.

Komponen RAM atau memori sendiri merupakan bagian penting dalam sebuah ponsel sehingga berkontribusi langsung terhadap biaya produksi.

Saat ini, industri RAM secara global tengah mengalami kelangkaan. Kelangkaan pasokan terjadi karena industri AI menyerap produksi memori dalam jumlah besar, terutama untuk kebutuhan server dan data center.

Sebagai contoh, pusat data (data center) milik perusahaan teknologi besar, seperti Google, Meta, Amazon, Nvidia, hingga OpenAI, kini menyerap RAM dan dan chip penyimpanan dalam jumlah besar untuk menopang kebutuhan komputasi AI.

Dalam situasi tersebut, beberapa produsen memori, seperti Samsung, SK Hynix, atau Micron, disebut lebih memprioritaskan untuk memasok sebagian besar kapasitas produksinya ke sektor enterprise.

Nah, peralihan inilah yang secara langsung mengurangi ketersediaan komponen bagi perangkat smartphone, PC, tablet, dan TV. Dampaknya, biaya produksi ponsel ikut meningkat dan berpotensi mendorong harga ponsel menjadi lebih mahal.

Harga memori melonjak
Lonjakan permintaan global terhadap komponen memori juga berdampak langsung pada harga jualnya. Dalam beberapa bulan terakhir, harga DRAM (jenis memori utama (RAM) yang digunakan komputer) dilaporkan naik signifikan.

Mengutip laporan outlet media Korea Selatan, Chosun Biz, kenaikan harga DRAM tercatat melonjak di kisaran 70 hingga 80 persen. Bahkan, pada beberapa kasus, kenaikannya disebut mencapai lebih dari 170 persen.

Meski komponen memori biasanya hanya menyumbang sekitar 10 sampai 15 persen dari total biaya produksi sebuah smartphone, lonjakan harga sebesar itu dinilai tetap memberikan tekanan besar pada anggaran produsen.

Harga chip flagship ikut naik
Tekanan biaya juga datang dari sisi chipset. Chip Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang diproyeksikan menjadi “otak” ponsel flagship tahun depan, dilaporkan mengalami kenaikan harga yang signifikan.

Chipset ini disebut naik sekitar 20 persen dibanding generasi sebelumnya. Harga per unitnya bahkan diperkirakan mencapai 190 dollar AS (sekitar Rp 3,1 juta). Kenaikan ini kemungkinan akan diimbangi dengan penyesuaian harga jual perangkat yang juga semakin mahal.

Tanda-tanda kenaikan harga akibat krisis komponen ini sebenarnya sudah mulai terlihat di pasar perangkat lain. Produsen PC menjadi salah satu pasar yang dilaporkan tengah mempertimbangkan penyesuaian harga sebesar 15 hingga 20 persen.

Produk seperti Raspberry Pi, juga diperkirakan mengalami penyesuaian harga akibat kelangkaan RAM. Beberapa perangkat digital, seperti konsol game dan TV juga diprediksi akan mengikuti pola serupa.

Spesifikasi ponsel mulai dipangkas
Sepanjang 2025, banyak vendor smartphone berusaha untuk menahan kenaikan harga dengan memangkas margin keuntungan dan melakukan penyesuaian internal. Namun, langkah-langkah tersebut dinilai tidak lagi cukup.

Karena itu, memasuki tahun 2026, sejumlah produsen ponsel diperkirakan akan mencoba menekan biaya dengan menurunkan spesifikasi di beberapa sektor, seperti kualitas layar, kapasitas baterai, atau fitur pengisian daya.

Padahal di sisi lain, adopsi teknologi AI langsung di perangkat (on-device AI) seperti model Google Gemini Nano, menuntut penggunaan kapasitas RAM dan penyimpanan yang lebih besar.

Jika spesifikasinya diturunkan, ada kemungkinan perangkat jadi tidak bisa berjalan optimal, sebagaimana yang diharapkan produsen.

Tidak hanya itu, kebijakan dukungan perangkat lunak (software) yang kini lebih panjang mencapai 7 tahun (pada beberapa merek), memaksa produsen menggunakan komponen yang lebih tahan lama dan berkualitas tinggi.

Analis menilai, harga rilis ponsel flagship di tahun 2026 kemungkinan masih akan dipertahankan di angka yang sama. Namun, konsumen berpotensi kehilangan berbagai insentif, seperti diskon besar, atau program tukar tambah (trade-in) yang semakin terbatas.

Sumber: kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Hans Patuwo Jadi CEO GoTo, Isu Merger Grab Kembali Menguat

18 December 2025 - 11:05 WIB

GoPay Komitmen Berantas Judol, Transaksi Turun Drastis

18 December 2025 - 10:58 WIB

NASA Ungkap Perkembangan La Nina, Simak Dampaknya Buat Indonesia

18 December 2025 - 10:54 WIB

Registrasi SIM Card Pakai Wajah Diwajibkan 1 Juli 2026

18 December 2025 - 09:42 WIB

Waspada Bahaya Malware DroidLock, Pengguna Android Wajib Hati-hati

17 December 2025 - 13:06 WIB

Trending on Kabar Lifestyle