Sering Bocor, Pipa Air Sepanjang 300 Meter di Jalur Pamoyanan Diganti
Setelah hampir dua pekan berturut-turut kebocoran air terjadi di wilayah jalur Jalan RE Soemantadiredja Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Perumda Tirta Pakuan akhirnya mengganti pipa sepanjang 300 meter tersebut agar kebocoran tidak terulang kembali.
Hal tersebut ditegaskan Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Ardani Yusuf, Menurutnya kebocoran di Jalan RE Soemantadireja Pamoyanan terjadi karena pipa mengalami robek sepanjang 1 meter yang disebabkan karena tingginya tekanan air atau water hammer di kawasan tersebut.
“Kebocoran dekat ujung jembatan arah Pamoyanan. Kami langsung memasang air valve, dan saat ini program penggantian pipa yang tentunya sudah menjadi bahan evaluasi tidak memungkinkan untuk dipertahankan. Kebocoran pipa sendiri terjadi pada hari yang sama setelah selesai memindahkan pipa baru imbas kebocoran pipa HDPE 12 inchi di Jalan Cipaku yang berada di kawasan perlintasan rel double track,”kata Ardani.
Petugas Perumda Tirta Pakuan yang mengetahui itu langsung mendatangi lokasi dan diketahui memang pipa di wilayah tersebut secara kualitas telah terjadi penurunan dan juga banyak tambalan.
“Sejak dua tahun terakhir jajaranya tidak banyak mengubah sistem perpipaan yang ada di jalur Pamoyanan baik penambahan pelanggan ataupun pengaturan valve di lapangan. Selain itu kawasan Pamoyanan merupakan titik cekungan tekanan uang harus dipertahankan karena ada wilayah yang paling jauh, dan memerlukan tekanan tinggi,” katanya.
Tim lanjutnya, menganalisis mulai dari spesifikasi perpipaan, jumlah pelanggan, tekanan udara yang ada di sana, itu yang menjadi analisis kami untuk mengetahui permasalahannya apa.
“Berdasarkan alat yang kita pasang tekanan 8,6 bar, sebenarnya bicara spesifikasi pipa itu di PN 10, artinya dengan tekanan 10 bar masih kuat. Akhirnya kami mengganti pipa dari mulai sesudah jembatan Pamoyanan sampai Pertigaan Rangga Mekar dengan panjang 300 meter, pengerjaan sendiri satu minggu dari mulai pengerjaan kemarin,” ungkapnya.
Ardani Yusuf mengatakan, sebenarnya ada beberapa evaluasi yang sudah dilakukan untuk mengurangi water hammer yakni dengan mencoba memasang titik air valve atau pembuangan udara, hal itu dimaksudkan ketika udara terjebak bisa lari ke atas.
“Nah punggungan kita pasang air valve, alat untuk mengeluarkan air yang terjebak di dalam pipa. Kita pasang sampai tiga titik, kondisinya sama pecah,” kata Ardani.
Kemudian, kerusakan pipa juga terjadi diakibatkan beban kendaraan karena truk mengalami amblas, dan terakhir sempat ada paku di dalam pipa sehingga menyebabkan pipa pecah.
“Jadi kami memasang pipa dengan PN lebih tinggi, artinya dengan kekuatan tekanan lebih besar, sampai dengan Pertigaan Rangga Mekar, karena itu merupakan titik kritis,” tandasnya.
Namun demikian, untuk tetap mendistribusikan air agar tidak mati maka Perumda Tirta Pakuan mencoba mengoperasionalkan WTP Palasari yang sebenarnya baru tahap uji coba untuk dialirkan ke wilayah terdampak.
Tentunya, lanjut Ardani Yusuf Perumda Tirta Pakuan selalu memberikan yang terbaik untuk masyarakat Kota Bogor dengan memberikan layanan 24 jam karena itu kita lakukan pergantian pipa segera, dan meminta waktu pelaksanaan satu minggu.
“Masyarakat ada anggapan kami melakukan kesengajaan dan sebagainya, tetapi hal itu bukan yang diinginkan oleh kita, tentunya Perumda Tirta Pakuan akan rugi jika itu dilakukan dengan sengaja membiarkan untuk selalu pecah. Dari sisi pendapatan berkurang karena pemakaian sedikit, ada bahasa bayar saja mahal sedangkan kalau air mati pola pemakaian berkurang, dan pembayaran kecil. Tentunya tidak begitu,” jelasnya. Pratama