Pipa Air Dirusak, Tirta Pakuan Rugi Puluhan Juta Sehari
Aliran air Perumda Tirta Pakuan ke ribuan pelanggan terganggu diduga akibat pipa dirusak, membuat ratusan warga Kampung Muara Lebak, Jembatan Ledeng, RT 03/10 Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat mendatangi rumah ahli waris pemilik lahan yang tanahnya terlintasi pipa, Selasa (24/10/2023).
Warga meminta agar pengerusakan tidak kembali dilakukan dan memperbolehkan pipa Tirta Pakuan diperbaiki. Pantauan di lapangan, warga yang didominasi oleh kaum emak-emak ini terus berteriak agar pipa yang bocor tersebut bisa segera diperbaiki.
Kondisi yang memanas ini, membuat aparat Kepolisian dan TNI berusaha mediasi, namun belum ada hasilnya. Dugaan pengrusakan terjadi karena ahli waris meminta Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor memberikan konpensasi terhadap lahan yang terlintas pipa.
Salah satu warga, Rosma menuturkan, jangan sampai saluran air dirusak, karena dampaknya air terbuang dan aliran air ke pelanggan terganggu.
“Kami butuh air, pelayanan air terganggu, karena aliran jadi kecil. Saya harap aman dan damai ahli waris dan Tirta Pakuan,begitu saja,” ungkap Rosma di depan rumah ahli waris.
Rosma menerangkan, semoga ada solusi yang terbaik bagi masyarakat, jangan sampai masyarakat jadi susah dan korban.
Sementara itu warga lainnya, Meydiawati mengatakan, menurut warga yang sudah sepuh di sini, pipa ledeng atau pipa Tirta Pakuan sudah ada dari sebelum tahun 1945. Semua warga butuh air, terlebih saat ini musim kemarau. “Ini warga semua berbicara menyampaikan aspirasi. Harus dipikirkan kepentingan warga,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Kuasa ahli waris Ratnaningsih, Adiman PS Badey menuturkan, pihaknya mendapat telepon dari ahli waris terkait aksi warga dan langsung ke lokasi.
“Dengan aksi seperti ini saya merasa lucu. Kemarin-kemarin saat pemotongan kenapa tidak teriak. Tapi di saat perjalanan pemotongan sudah 90 persen baru mereka teriak. Ada apa dibalik ini. Sedangkan lurah, pak Kapolsek, Babinmas, Babinsa ada pada saat kami mediasi di Polresta Bogor Kota yang dipimpin Kasatreskrim pak Fadhila bulan kemarin. Nah, di situ sudah berbicara by data. Klien saya punya letter C, surat pembayaran pajak (PBB) 1976 sampai saat ini, semua lengkap,” ungkapnya.
Saat ditanya soal tuntutan warga, Adiman menegaskan, bahwa pihaknya tidak akan bergeming.
“Akan dilanjutkan lagi, karena ahli waris sebagai pemilik lahan. Perbaikan pipa tidak boleh, kan masih berjalan. Klien saya bilang potong pipa ini agar geser, jalur mana bebas, yang penting tidak lewat tanah klien saya. Kalau dibayar, tinggal dibenerin silahkan. Sebenarnya simpel aja, kita ikut undang undang saja,” pungkasnya.
Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Ardani Yusuf juga angkat bicara terkait permasalahan pipa milik perusahaannya yang berada di di Jembatan Kampung Muara Lebak, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, dengan seorang ahli waris.
Ardani menjelaskan, adanya pengerusakan pipa yang diduga oleh pihak ahli waris membuat kerugian yang diterima Tirta Pakuan, jika dilihat materi cukup sangat banyak. Kerugian materi itu dihitung dari debit air yang kini berkurang akibat pipa bocor tersebut.
“Total kerugian karena debit air berkurang itu sebesar Rp42 juta per hari. Sekarang sudah dua minggu. Tinggal dikali dua minggu saja. Kemungkinan nanti akan bertambah (kerugiannya). Hal ini, disebabkan karena pihak kita tidak bisa datang ke sana untuk membetulkan pipa yang bocor,” tegas Ardani Yusuf kepada wartawan, di Kantor Perumda Tirta Pakuan, Rabu (25/10/2023).
Kerugian itu akan bertambah, sambung Ardani, karena ada perbaikan di aksesoris pipa itu sendiri. Diketahui, satu aksesoris saja nilainya Rp25 juta dan kerugiannya dikali lubang bocor yang ada.
“Kebocorannya kan ada empat titik. Berarti ada empat aksesoris yang harus kita pasang. Pasang total aksesoris itu sekitar Rp100 juta,” kata Ardani.
Sementara itu, di sisi lain, Ardani mengungkapkan, saat ini akibat pipa bocor tersebut ada 1000 lebih pelanggan terganggu distribusi airnya. Untuk titiknya sendiri, saat ini terhitung 17 titik yang terganggu akibat pipa bocor tersebut. Pratama