Menu

Dark Mode
Jalan Khusus Roda 2 di Batutulis Belum Dibuka Bentuk Transparansi, Kongres Persatuan PWI 2025 Akan Live di Youtube Temui Menteri Sugiono, Menlu Jerman Undang Presiden Prabowo untuk Lakukan Kunjungan AS Masih Diskusikan Proposal Gencatan Senjata yang Diterima Hamas DeepSeek V3.1 Resmi, Model AI yang Lebih Nyambung dan Akurat Ini Dia Kacamata Pintar Terlaris di Dunia, Bukan Xiaomi dan Huawei

Headline

Pengawasan Lemah Penyebab Kebakaran Hutan

badge-check


					Pengawasan Lemah Penyebab Kebakaran Hutan Perbesar

Kontrol dan pengawasan pemerintah yang lemah dalam proses eksplorasi perusahaan serta tumpang tindih lahan ditenggarai menjadi penyebab kebakaran hutan di Indonesia. Demikian disampaikan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Herman Hidayat.

Menurut Herman, perlu penegakan hukum yang tidak diskriminatif bagi pengusaha yang terlibat kebakaran hutan karena dampaknya yang sangat merugikan negara termasuk pengawasan khusus terhadap pelaku penebangan liar, pendudukan lahan, dan deforestasi hutan Indonesia.

“Lahan gambut kan, sebenarnya tidak boleh digunakan oleh pengusaha untuk budidaya kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri. Praktiknya, aturan ini dilanggar oleh banyak perusahaan dan belum ada sanksi tegas,” ujar Herman.

Dia melanjutkan, lahan gambut dapat mudah terbakar apabila mengalami kekeringan dan cuaca panas, sehingga pembakaran kecil dapat secara cepat menyebar. “Lahan gambut memang dapat digunakan untuk industri dengan kedalaman penggunaan tanah tidak lebih dari 3 meter, tapi praktiknya ditemukan lebih dari 3 meter lahan gambut dioperasionalkan untuk perkebunan kelapa sawit, agroforestry, dan HTI,” lanjut Herman.

Untuk itu, diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengawasi pihak swasta yang telah diberikan izin untuk HTI dan perkebunan. “Mereka harus bertanggungjawab pada titik api di masing-masing lahannya,” tambahnya.

Sementara itu, peneliti LIPI lainnya, Tukirin mengatakan sebagian besar ekosistem hutan di Indonesia pada areal beriklim basah mengalami kerusakan, penurunan kelembaban dan bukaan kanopi. Akibatnya, lingkungan hutan (rawa gambut) yang semestinya basah dan lembab menjadi kering dan mudah terbakar.

Ekosistem hutan tropik, lanjut Tukirin, pada dasarnya tidak bisa terbakar secara alami sekalipun pada daerah beriklim kering. Namun pengelolaan hutan yang kurang tepat menyebabkan menurunnya kelembaban udara dan bukaan kanopi hutan sehingga berakibat serasah dan material runtuhan di lantai hutan menjadi kering.

Hasil penelitian yang dilakukan Tukirin menemukan bahwa dampak kebakaran berat dapat mematikan hampir seluruh pepohonan penyusun hutan mencapai lebih dari 80%. “Untuk hutan rawa gambut umumnya akan mati secara keseluruhan, tidak ada pohon yang mampu bertahan pasca kebakaran apalagi kebakaran berulang akan memusnahkan seluruh jenis primer,” ujar Tukirin. (Deni)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Bentuk Transparansi, Kongres Persatuan PWI 2025 Akan Live di Youtube

20 August 2025 - 20:44 WIB

Dukung Program Pemerintah, DPW Tani Merdeka Provinsi Jambi dan Bulog Segera MoU

20 August 2025 - 09:03 WIB

Wali Kota Bandung Farhan Ingatkan Pentingnya Kolaborasi

13 August 2025 - 11:43 WIB

Wakil Wali Kota Erwin Tak Ridha Kota Bandung Jadi Tempat Maksiat

13 August 2025 - 11:34 WIB

Bea Cukai Bogor Tangkap Bos Rokok Tanpa Cukai

11 August 2025 - 19:55 WIB

Trending on Headline