Cuaca Ekstrem, Tirta Pakuan Mitigasi Bencana

{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":[],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"resize":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}

Mengantisipasi mitigasi cuaca ekstrim yang diprediksi BMKG akan terjadi hingga 26 sampai 28 Maret 2025, Perumda Tirta Pakuan melakukan beberapa langkah yang dilakukan dan yang terpenting memaksimalkan produksi air bersih yang sumbernya dari mata air.

Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Ardani Yusuf menuturkan, Perumda Tirta Pakuan dalam beberapa hari ini melakukan mitigasi resiko, yang diketahui bahwasanya perubahan cuaca ataupun berdasarkan informasi BMKG bahwa masih akan berlanjut terkait cuaca ekstrem dimana informasinya kemungkinan akan terjadi pada 26-28 Maret 2025.

“Untuk itu, Tirta Pakuan melakukan mitigasi resiko bencana, artinya bukan berati bencana yang ada saat ini longsor, tapi kami lebih memitigasi resiko terkait dengan intake, sumber dan terkait dengan pengolahan kami. Jangan sampai terganggu akibat adanya cuaca ekstrem,” ungkap Ardani kepada wartawan pada Minggu 16 Maret 2025.

Ardani memaparkan, untuk itu pihaknya melakukan mitigasi resiko ke beberapa sumber air, termasuk sumber mata air. Berkoordinasi antara departemen terkait Tirta Pakuan, sampaikan bahwa cuaca ini cukup ekstrem. Kemudian mencoba menginventarisir setiap sumber yang ada agar terjaga terutama sumber mata air.

“Ada beberapa perlakukan, terutama khusus saluran air jangan sampai tersumbat dan kami lakukan pembersihan. Kemudian pohon yang sekiranya terlihat lapuk, kami bersihkan jangan sampai merusak bangunan eksisting yang ada khususnya broncaptering,” paparnya.

Ardani menjelaskan, pihaknya memiliki lima mata air, yaitu mata air Tangkil, Bantarkambing, Kotabaru, Kabandungan dan Palasari. Di lima lokasi itu Tirta Pakuan memitigasi resiko terkait permasalahan yang ada dan allhamdulillah sudah dikerahkan bagian produksi untuk antisipasi. Terkait dengan intake serta terkait dam Bendung Ciherang Pondok, dilakukan juga mitigasi resiko kemarin.

“Ya yang kami ketahui apabila terganggu diintake atau sumber air baku kami, tentunya akan bermasalah pada proses produksi. Kebanyakan untuk intake dan air baku ini permasalahannya pada kekeruhan tinggi juga sampah yang banyak akibat curah hujan tinggi. Dalam hal ini saya mengarahkan untuk dilakukan pengurasan sedimentasi. Ada beberapa intake, seperti Intake Ciherang Pondok untuk Spam Dekeng, Intake Pasir Angin untuk Spam Katulampa, Intake Cipaku untuk Spam Cipaku, Intake Cikereteg untuk Spam Cikereteg, kemudian Intake Palasari,” jelasnya.

“Kami sudah melakukan pengurasan khusus di intake tersebut, dimana yang mengakibatkan kekeruhan apabila terjadi banjir atau hujan yang cukup deras mengakibatkan kekeruhan. Juga khusus di Ciherang Pondok kami antisipasi terkait bangunan sedimentasi, dalam perbaikan pintu air untuk mengantisipasi banjir dan pengurasan,” tambah Ardani.

Ardani membeberkan, terkait sampah tentunya tidak bisa dihindari, bahwa itu harus melibatkan pihak luar atau Sumber Daya Manusia (SDM) lain dalam artinya masih banyak masyarakat yang belum sadar bahwa ada dampak membuang sampah ke sungai. Untuk itu sebagai antisipasi Tirta Pakuan tambah tenaga harian lepas apabila terjadi banjir dalam membantu membersihkan sampah-sampah tersebut.

“Karen kalau sampah sudah menumpuk, artinya debit yang akan masuk ke WTP itu akan mengecil karena adanya sumbatan. Untuk itu kami pastikan memanfaatkan tenaga yang ada di wilayah untuk mitigasi resiko,” pungkasnya.

 

image_pdfimage_print
Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *