ASB : Kota Bogor Belum Aman untuk Pelajar

Komisi IV DPRD Kota Bogor menilai, Kota Bogor belum aman untuk pelajar. Hal itu ditegaskan, menyusul maraknya kasus kekerasan sesama pelajar hingga menyebabkan kematian yang terjadi di wilayah Bogor.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri angkat bicara soal adanya kelemahan sistem pendidikan di Kota Bogor. Menurutnya, kematian pelajar kelas X SMK Bina Warga, Arya Saputra, menjadi catatan kelam dunia pendidikan di Kota Bogor.

Saeful menilai, kunci utama untuk menyelesaikan permasalahan kasus kekerasan terhadap pelajar, ada di pola pengasuhan anak dari keluarga. Menurutnya, intervensi Pemerintah Kota Bogor dengan program Kota Ramah Keluarga pun perlu dikuatkan agar keluarga memiliki ketahanan fungsi.

“Ketika visi Kota Bogor sebagai Kota Ramah keluarga, maka masih banyak PR dalam menguatkan peran keluarga agar menjadi keluarga yang memiliki ketahanan fungsi. Ini yang perlu dipikirkan oleh pemerintah,” ujar Saeful, politisi PPP itu, Selasa (14/3/2023).

Menurut Saeful, tidak dapat terlesaikannya kasus kekerasan terhadap pelajar, lantaran buruknya komunikasi yang dibangun oleh KCD Pendidikan Jawa Barat yang menaungi sekolah tingkat SMA dan SMK di Kota Bogor.

Sehingga, program yang seharusnya bisa diselaraskan antara Pemerintah Kota Bogor dengan Provinsi Jawa Barat menjadi terhambat.

“Ini saya rasa yang perlu mendapat perhatian bersama agar kebijakan kewenangan ini dikembalikan ke kabupaten dan kota. Dan rekan-rekan di KCD, membuka ruang untuk komunikasi dan diskusi karena para pelajar berdomisli di Kota dan Kabupaten Bogor,” jelasnya.

Dalam waktu dekat, lanjutnya, DPRD Kota Bogor akan menggelar rapat kerja khusus dengan memanggil KCD Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Disdik Kota Bogor, Polresta Bogor Kota dan stakeholder lainnya untuk merumuskan sistem pendidikan agar tidak terjadi lagi kasus kekerasan terhadap pelajar.

“Kami akan panggil semua, diskusi bersama agar ada sistem yang jelas dan nyata, supaya tidak ada lagi korban jiwa seperti ini,” tandasnya.

Ia juga menegaskan dukungannya kepada jajaran Polresta Bogor Kota agar para pelaku yang terlibat tindakan kekerasan tersebut untuk dikenakan hukuman yang serius.

“Tentu kami mengecam segala bentuk tindakan kekerasan terhadap pelajar. Apalagi ini sampai merenggut nyawa. Sehingga para pelaku ini perlu dikenakan hukuman yang serius,” tegasnya.

Arya Saputra adalah korban pembacokan sekelompok orang tak dikenal di Simpang Pomad, Jalan Raya Bogor-Jakarta, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor pada Jum’at (10/3/23) sekira pukul 09.30 WIB.

Arya dibacok oleh sekelompok pemuda saat sedang menyeberang jalan bersama empat rekannya. Akibat aksi pembacokan dengan menggunakan senjata tajam (sajam) berjenis pedang tersebut, Arya pun dinyatakan meninggal dengan luka terbuka di pipi kirinya. (Rb. Adhiyaksa)

image_pdfimage_print
Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *