Menu

Dark Mode
Remaja Australia Didepak dari Medsos, PM: Baca Buku Saja Awal Revolusi AI: Server Nvidia Tak Laku, Elon Musk Beli dan Ubah Sejarah Studi OpenAI: AI Bisa Hemat Waktu Kerja Hingga Satu Jam per Hari “Stecu Stecu” Masuk Top 10 Lagu TikTok Global 2025, Satu-satunya dari Indonesia Peringati Hakordia, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Menara Jamsostek Gelar Deklarasi Komitmen Anti Korupsi Layanan Pencuci Uang CryptoMixer Digerebek, Polisi Sita Bitcoin Rp 3 Triliun

Kabar Lifestyle

Bos ChatGPT Bidik Perusahaan Roket, Mau Tantang SpaceX Elon Musk?

badge-check


					CEO OpenAI Sam Altman (Foto Kompas.com/Galuh Putri Riyanto) Perbesar

CEO OpenAI Sam Altman (Foto Kompas.com/Galuh Putri Riyanto)

CEO OpenAI, Sam Altman, disebut berencana masuk ke industri roket. Menurut laporan Wall Street Journal, bos perusahaan induk ChatGPT ini tengah menjajaki peluang untuk membangun atau membeli perusahaan yang bergerak di bidang tersebut. 

Menurut laporan, Altman ingin membangun pusat data bertenaga tinggi di orbit Bumi, mirip dengan SpaceX milik Elon Musk. Pusat data ini kemungkinan akan dioptimalkan untuk sistem kecerdasan buatan (AI) di bawah naungan OpenAI.  

Sumber WSJ menyebut, Altman sempat melakukan pendekatan ke startup peluncuran roket, Stoke Space, pada musim panas lalu atau sekitar Maret hingga Mei 2025. 

Pembicaraan berlanjut intensif hingga musim gugur, mencakup proposal investasi ekuitas bernilai miliaran dolar yang berpotensi memberikan OpenAI kendali mayoritas. Namun, diskusi tersebut kini dilaporkan terhenti.

Langkah Altman ini menambah panjang dinamika persaingan antara dirinya dan Elon Musk. 

Keduanya awalnya merupakan rekan mendirikan OpenAI pada 2015, tetapi berpisah pada 2018 setelah terjadi perbedaan pandangan terkait arah perusahaan dan pendanaan. 

Sejak OpenAI merilis ChatGPT pada 2022, hubungan keduanya semakin memanas setelah Elon Musk menuduh OpenAI dan Microsoft memonopoli pasar AI generatif. Elon Musk kemudian membangun xAI dan merilis chatbot Grok sebagai pesaing ChatGPT.

Ketertarikan Altman pada teknologi luar angkasa disebut bukan hal baru. Dalam sebuah podcast pada Juni 2024, ia bahkan sempat bertanya, “haruskah saya membangun perusahaan roket?”.

Ia juga menyebut kebutuhan energi manusia di masa depan akan jauh melampaui kemampuan produksi di Bumi. 

Rencana membangun pusat data di luar angkasa ini dipicu lonjakan permintaan industri data center secara global. Firma konsultan pasar McKinsey memprediksi, kebutuhan pusat data akan tumbuh 19–22 persen per tahun hingga 2030 mendatang.

Sam Altman sendiri saat ini tengah menghadapi tekanan di industri AI. Ia bahkan disebut menetapkan “kode merah” pekan ini, dirangkum KompasTekno dari The Independent. 

Kode tersebut ditetapkan karena perusahaan harus bergerak cepat terlebih menghadapi pesaing seperti Google. Google juga merilis model AI Gemini 3 belum lama ini. Model AI tersebut diklaim melampaui ChatGPT di berbagai uji benchmark.

Sam Altman juga secara terbuka mengucapkan selamat kepada Google, tetapi secara internal ia mengingatkan tim bahwa ChatGPT tertinggal. 

“Kita tahu masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi kita mengejar dengan cepat,” tulisnya Altman dalam sebuah memo kepada karyawan.

Sumber: Kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Remaja Australia Didepak dari Medsos, PM: Baca Buku Saja

10 December 2025 - 23:58 WIB

Awal Revolusi AI: Server Nvidia Tak Laku, Elon Musk Beli dan Ubah Sejarah

10 December 2025 - 23:51 WIB

Studi OpenAI: AI Bisa Hemat Waktu Kerja Hingga Satu Jam per Hari

10 December 2025 - 23:39 WIB

“Stecu Stecu” Masuk Top 10 Lagu TikTok Global 2025, Satu-satunya dari Indonesia

10 December 2025 - 23:28 WIB

Layanan Pencuci Uang CryptoMixer Digerebek, Polisi Sita Bitcoin Rp 3 Triliun

9 December 2025 - 07:46 WIB

Trending on Kabar Lifestyle