Menu

Dark Mode
Asus Rilis RTX 5060 Ti 16G EVO, Lebih Ramping dengan Sirip Heatsink Berbeda Ludes! Robot Anjing Wajah Elon Musk & Mark Zuckerberg Terjual Rp 1,5 M Lolong: Buaya Terbesar di Dunia yang Pernah Diukur Hidup China Sukses Buat Prototipe EUV, Siap Produksi Chip 2nm Nvidia Perbarui GPU AI RTX Pro 5000 Blackwell, VRAM Naik 50 Persen Elon Musk Jadi Orang Pertama di Dunia dengan Kekayaan Rp 10.000 Triliun

Headline

“Kinerja Pemerintah Buruk, Jokowi Hadapi Perjudian yang Berbahaya”

badge-check

Memasuki bulan kedelapan era pemerintahannya, Presiden Joko Widodo dan menteri dalam Kabinet Kerja dianggap menghadapi perjudian yang cukup berbahaya. Hal itu disampaikan Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR, Bambang Soesatyo.

Menurut dia, naiknya harga kebutuhan pokok benar-benar menjadi ujian bagi daya tahan rakyat. Menurut dia, kenaikan itu disebabkan politik ekonomi Jokowi menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM).

“Perjudian lain yang dihadapi Jokowi terkait dengan kompetensi dan kapabilitas pemerintahannya. Penghapusan subsidi BBM menyebabkan anjloknya daya beli rakyat. Konsekuensinya, konsumsi dalam negeri merosot. Kinerja sektor swasta pun melemah. Pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai terjadi di mana-mana,” kata Bambang lewat pesan singkat, Minggu (7/6/2015), seperti dikutip Tribunnews.com.

Selain itu, kata Bambang, kinerja pemerintah terbilang buruk. Hingga pekan pertama Juni 2015, penyerapan anggaran diperkirakan baru 18 persen.

“Kalau penyerapan anggaran hingga akhir tahun jauh dari persentase ideal, Presiden Jokowi dan Kabinet Kerja akan dinilai tidak kompeten dan tidak kapabel,” katanya.

Anggota Komisi III DPR itu menambahkan, melemahnya rupiah terhadap dollar AS, buruknya kinerja swasta dan pemerintah itu dapat dilihat sebagai benih krisis ekonomi.

“Benih krisis itu mulai dirasakan langsung oleh hampir semua elemen rakyat; ibu rumah tangga, pengusaha kecil maupun para manajer serta para bos besar dari perusahaan-perusahaan terkemuka,” katanya.

Bambang mengingatkan, Jokowi pernah menegaskan bahwa setiap perubahan besar memang menyakitkan, bahkan seperti menelan pil pahit. Jokowi ingin mengajak rakyat melalui masa-masa sulit karena perubahan besar yang dicanangkannya.

Namun, dengan harga kebutuhan pokok yang semakin mahal, menurut Bambang, beban rakyat jelas menjadi sangat berat. Rakyat mungkin tidak mampu lagi untuk memenuhi ajakan Jokowi melalui masa-masa sulit sekarang ini.

“Maka, patut bagi Presiden untuk waspada manakala daya tahan rakyat tak mampu lagi memberi toleransi,” kata sambil berharap keadaan bisa bertambah baik kedepannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Operasi Wirawaspada, Imigrasi Bogor Amankan 6 WNA

18 December 2025 - 22:10 WIB

Soal Rangkap Jabatan dan Perpanjangan KTA, Ini Kata Sekjen PWI Pusat

13 December 2025 - 08:46 WIB

Jaga Alam Puncak, Menteri LH Tanam Ribuan Pohon

12 December 2025 - 14:44 WIB

Peringati Hakordia, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Menara Jamsostek Gelar Deklarasi Komitmen Anti Korupsi

10 December 2025 - 14:04 WIB

TNI dan Warga Bangun Jembatan Gantung Penghubung Dua Kecamatan di Sukabumi

5 December 2025 - 15:19 WIB

Trending on Headline