Bima: Gedung Baru RSUD Diresmikan, Pelayanan Harus Meningkat
Masalah kesehatan tampaknya menjadi salahsatu prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, salahsatu buktinya adalah dengan diresmikannya Gedung A (Critical Area) dan Pelayanan Cath Lab RSUD Kota Bogor oleh Walikota Bogor Bima Arya, Rabu (7/2/2018).
Gedung anyar tersebut difasilitasi kamar kelas tiga sebanyak 224 unit, peralatan kedokteran yang modern hingga tersedianya layanan Cath Lab atau layanan untuk menentukan diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah.
Menurut Direktur Utama RSUD Kota Bogor Dewi Basmala, layanan Cath Lab jantung sangat dibutuhkan masyarakat Kota Bogor karena penderita sakit jantung cenderung meningkat dengan resiko meninggal semakin tinggi. Tak ayal, penyakit jantung menjadi penyebab kematian nomor tiga di Kota Bogor.
“Selama ini jika ada warga Bogor yang sakit jantung, harus dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita. Perjalanan dari Bogor ke Jakarta sangat beresiko bagi pasien. Sebab faktor resiko keterlambatan dalam penanganan penyakit jantung itu berakibat fatal. Sehingga satu-satunya jalan RSUD Kota Bogor harus punya fasilitas Cath Lab,” ujar Dewi.
Dengan adanya gedung A (Critical Area), lanjut Dewi, RSUD kini memiliki lima ruang operasi yang diharapkan dalam mengurangi jumlah waiting list pasien operasi yang sangat tinggi. Selain itu, adapula ruang penanganan khusus bagi ibu dan bayi. Hal ini sebagai bentuk komitmen dari RSUD untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
“Ke depan kami ingin mengoptimalkan pelayanan kanker yakni dengan upaya radio kemoterapi sehingga dapat lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Bogor,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, gedung baru ini harus mampu merespon kondisi kesehatan warga yang membutuhkan penanganan cepat untuk perawatan. Hadirnya ruang NICU, PICU, ICU dan Cath Lab ini tentu dapat meningkatkan pelayanan RSUD serta warga tidak lagi perlu rujukan jauh-jauh. “Ini masih kurang, saya harap dilanjutkan lagi tahap keduanya untuk bisa memperbaiki klinik yang pengap dan ditambah lagi SDM-nya,” imbuhnya.
Bima berpesan agar sistem rujukan mulai dari tingkat Puskesmas disempurnakan dengan terintegrasi online. Menurutnya, jangan sampai setelah dirujuk baik ke Rumah Sakit di Kota Bogor ataupun ke Jakarta warga menjadi bingung apalagi terlantar.
Hal lainnya yakni peningkatan kualitas layanan, ia sangat mendukung program “No jutek, lemot dan bolot”. Sebab sebagus apapun fasilitasnya jika pelayanannya tidak ramah, warga tidak bisa menikmati pelayanan.
“Terakhir transparansi pelaporan keuangan, mencegah manipulasi dalam mencegah budaya korupsi di sini,” tegasnya.
reporterpratama