Diapresiasi Jokowi, Pemkot Bogor Ajak Stakeholder Kolaborasi
Trend menurunnya angka stunting di Kota Bogor menjadi perhatian banyak pihak. Bukan hanya di Kota Bogor saja, namun juga menjadi perhatian orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi. Apa saja yang sudah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sehingga mampu menekan angka stunting di Kota Bogor?

Penulis : Herman Indrabudi
Sebelumnya kita harus tahu dulu apa itu stunting. Menurut website Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Republik Indonesia, stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, dimana dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak. Bahkan dalam jangka panjang, dampak stunting bisa mengakibatkan kesulitan belajar. penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kurangnya asupan gizi menjadi fokus utama pemerintah dalam menekan angka stunting. Untuk itu Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sejak di bawah kepemimpinan Wali Kota Bogor Bima Arya hingga Pj Wali Kota Bogor Hery Antasari, fokus terhadap penekanan jumlah angka stunting di Kota Bogor.
Kegigihan dan keseriusan Pemkot Bogor dalam menekan angka stunting dan mencegah stunting baru di Kota Bogor, salahsatunya mulai dari kolaborasi sampai membangun ekosistem dalam mengatasi dan mencegah stunting dengan cara menyediakan dan menyalurkan nutrisi gizi melalui padi, dengan kandungan zinc tinggi bernama Nutri Zinc (Zn) atau padi bernutrisi tinggi.
Menurut Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari, kolaborasi ini tidak hanya melibatkan Pemkot Bogor dan Kementerian Pertanian (Kementan) serta kelompok tani, namun dalam prosesnya juga melibatkan unsur masyarakat dari sisi penyerapan hingga distribusi. Di Muara Pasir Jaya (Kebun Penelitian Tanaman Padi) ada sekitar 1,2 ton padi yang ditanam di lahan seluas 2.000 meter sejak Maret 2024, dan saat ini memasuki masa panen.
Ekosistem ini tidak hanya bisa untuk mengentaskan stunting dan mencegah stunting baru, namun juga secara horizontal bisa menekan angka kemiskinan. Sebagai orang yang ditugaskan, Hery memiliki tanggung jawab untuk memastikan program yang sudah dirintis untuk terus berlanjut dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Bahkan menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah meskipun terjadi penurunan jumlah anak stunting di Kota Bogor dari sekitar 2.300 anak menjadi 1.800 anak, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tetap tidak lengah. Sebab, masih ada potensi keluarga risiko stunting yang harus diwaspadai. Pemkot Bogor juga terus berupaya agar tidak menimbulkan anak stunting baru dengan menyasar ke keluarga-keluarga tersebut.
Bukan hanya di Kota Bogor, dari 27 Kota/Kabupaten di Jawa Barat, hanya 9 daerah yang mampu menurunkan angka stunting, termasuk Kota Bogor.
“Yang kita lakukan selalu untuk menurunkan angka stunting kan tidak pernah berhenti, harus kita ingatkan terus. Untuk Kota Bogor juga dari 18,7 persen turun 18,2 persen, kita turun 0,5 persen,” ucap Syarifah di Kelurahan Cilendek.
“Nah kita gencarkan lagi, kita menginginkan turun untuk stunting, kemudian keluarga risiko stunting tidak bertambah lagi,” paparnya menambahkan.
Termasuk banyak program yang diluncurkan Pemkot untuk menurunkan angka stunting. Semisal Penting Lur, yang dinilai efektif bisa menurunkan angka stunting. Pun dengan penguatan Bunda Peduli Stunting di setiap wilayah.
Bunda Peduli Stunting Kota Bogor yang juga istri Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Windhy Wuryaning Tyas pun senada mengatakan, dalam upaya mendukung program pencegahan dan penurunan stunting, maka Pemkot Bogor terus gencar sosialisasi.
“Seperti hari ini, melalui Kelurahan Cilendek Barat bekerja sama dengan puskesmas Gang Kelor mengadakan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat, para ketua RW, RT, Kader PKK dan Posyandu melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT),” kata Windhy.
Pemerintah Kota Bogor pun melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan sejumlah pihak, salahsatunya dengan KADIN Kota Bogor. Tim Stunting Kota Bogor sudah melakukan pertemuan dengan Kadin Kota Bogor terkait upaya menangani dan menekan angka stunting.
Menurut Ketua KADIN Kota Bogor, Almer Faiq Rusydi, menekan angka stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, namun harus ada kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Kadin siap kolaborasi bersama Pemkot Bogor menekan angka stunting, salahsatunya dengan pemberian makanan bergizi,” kata Almer.**