Serangan bersenjata di Tunisia, korban tewas dikhawatirkan bertambah
Lima belas orang warga Inggris tewas akibat serangan bersenjata di kawasan wisata pantai Sousse, Tunisia, demikian konfirmasi Kementerian luar negeri Inggris.
Namun demikian jumlah korban tewas kemungkinan akan terus bertambah, kata Menlu Inggris Tobias Ellwood.
Dia mengatakan, ” serangan teroris di Tunisia merupakan yang terbesar terhadap warga Inggris” semenjak serangan bom pada 7 Juli 2005 di London yang menewaskan 52 orang.
Seorang mahasiswa Tunisia, yang diduga terkait kelompok militan Negara Islam atau ISIS, diduga sebagai pelaku serangan senjata di kawasan wisata pantai Sousse yang menewaskan 38 orang.
Sejauh ini belum ada satu pun identitas warga Inggris yang tewas dalam serangan itu telah dirilis secara resmi.
Tetapi beberapa nama yang meninggal atau luka-luka telah dikonfirmasi oleh otoritas lokal Tunisia.

Lebih lanjut Menlu Tobias Ellwood mengatakan, kemungkinan korban tewas akan bertambah karena beberapa orang “mengalami luka serius akibat serangan mengerikan ini”.
Di tempat terpisah, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut serangan di Tunisia sebagain “tindakan biadab”.
Identitas pelaku terungkap
Untuk mengenang korban yang tewas dan terluka sekaligus mengutuk pelaku tindak kekerasan itu, sejumlah orang berkumpul di kawasan wisata Sousse pada Sabtu malam.
Massa berkumpul dengan menghidupkan beberapa lilin. Sebagian diantara mereka, yang merupakan warga Inggris dan Tunisia, terlihat memegang bendera Tunisia.

Serangan bersenjata dimulai pada Jumat (26/06) waktu setempat, ketika seorang pria membawa senapan menuju lokasi wisata tersebut.
Pria ini kemudian memuntahkan peluruhnya ke arah pantai di dekat Hotel Riu Imperial Marhaba dan Bellevue Hotel, sebelum memasuki Hotel Imperial Marhaba, dan terus melakukan penembakan.
Polisi Tunisia telah menembak mati sang pelaku penembakan, seorang mahasiswa yang belakangan diketahui bernama Seifeddine Rezgui.
Kelompok militan Negara Islam, yang mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam serangan itu, menyebut identitas pelaku sebagai Abu Yahya al-Qayrawani.
:> bbc