Ada pertanyaan yang mengemuka mengapa Walikota Bogor Bima Arya tidak mendengarkan usulan tim yang telah dibentuknya. Yaitu tim Percepatan Pelaksana Prioritas Pembangunan (TP4) dan Tim Ahli Bangunan dan Gedung (ABG) mengenai optimalisasi Terminal Baranangsiang.

Pertanyaan itu disampaikan anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Rudy Thehamihardja menyikapi tak kunjung dilakukannya optimalisasi Terminal Baranangsiang.
“Kenapa walikota yang dibantu tim yang telah dibentuknya itu lebih memilih tidak mendengar usulan tim. Saya juga merasa heran dengan sikap walikota yang tidak menjalankan masukan ahli yang telah diangkat untuk membantunya,” ungkap Rudy.
Ia coba menganalisa jika tidak didengarnya masukan dari TP4 dan tim ABG oleh walikota itu kemungkinan karena adanya tim lain yang lebih ahli dari yang diketahui publik yang akhirnya membuat walikota belum memutuskan optimalisasi Terminal Baranangsiang.
“Mereka (TP4 dan tim ABG) ini ahli-ahli yang sudah diakui atau sudah berpengalaman di bidang keahliannya, tapi kenapa kerja profesional tim ahli yang dibentuk oleh walikota ini tidak dijadikan dasar pengambilan keputusan,” tanya Rudy.
Selain itu, lanjut Rudy, di sisi lainnya masyarakat juga berharap Terminal Baranangsiang bisa segera dilakukan perbaikan.
“Sebaiknya walikota jangan menunggu terminal ini roboh atau runtuh baru diperbaiki. Kalau memang sudah ada yang membiayai dan sesuai aturan, maka segera saja lakukan. Masyarakat memang sudah ingin segera dibangun,” ujarnya. #D. Raditya