Menu

Dark Mode
IBM Umumkan PHK, 2.700 Karyawan Terancam Cara Membuat “Your Algorithm” di Instagram Stories yang Lagi Viral Persaingan AI Makin Sengit, Trump Larang Negara Lain Pakai Chip Tercanggih Nvidia Jaring Laba-laba Terbesar Dunia di Gua Horor, Dihuni 111.000 Laba-laba Ada Komet Lain Sedang Berkunjung Selain 3I/ATLAS, Warnanya Berubah Emas Geger Mobil Otonom Lindas Kucing Kesayangan Warga

Kabar Pendidikan

Pertama, Sidang Ipb DigelarTerbuka

badge-check


					Pertama, Sidang Ipb DigelarTerbuka Perbesar

image

Institut Pertanian Bogor membuat gebrakan baru dengan menggelar sidang paripurna Majelis Wali Amanat secara terbuka, Rabu (30/9/2015). Padahal, biasanya sidang paripurna dilakukan secara tertutup. Ketua MWA IPB, M.A. Chozin mengatakan IPB ingin membiasakan tradisi keterbukaan dan transparansi agar masyarakat mudah mengontrol apa yang sedang dikerjakan IPB.

“Sidang terbuka dihadiri oleh perwakilan dunia usaha, masyarakat, dan pemda. Dengan demikian, masyarakat tahu IPB sedang mengerjakan apa, anggaran kita berapa. Nantinya masyarakat bisa mengontrol apa yang kita kerjakan,” kata Chozin.

Dalam sambutannya, Chozin menyebut IPB perlu menggenjot pembangunan jejaring yang lebih luas. Dengan demikian ada kedekatan antara inovasi yang sudah dihasilkan dengan pihak luar. Sebab, selama ini masih sedikit hasil inovasi IPB yang dimanfaatkan dunia usaha.

Chozin menyayangkan sebagian besar industri di Indonesia belum tertarik untuk memanfaatkan riset perguruan tinggi. Padahal, di kalangan industri sendiri masih banyak yang belum memiliki divisi riset dan pengembangan. Risiko di bidang pertanian yang terlampau besar seringkali dijadikan alasan dunia industri.

Sementara itu, Rektor IPB Herry Suhardiyanto dalam laporannya mengatakan kinerja dari perspektif keuangan telah mencapai 80,09 persen dari target yang ditetapkan pada 2015. Tahun 2015 ini, lanjut Herry, IPB menerima dana APBN senilai Rp 100 miliar. Jumlah ini masih kurang dibandingkan target yang mencapai Rp 267 miliar.

“Capaian penyerapan anggaran juga baru 37,45 persen. Hal ini terkait dengan proses penagihan oleh kontraktor yang memang baru 20 persen dari nilai kontrak secara keseluruhan,” kata Herry. Diakui Herry, hal terberat yang harus dikejar adalah pengembangan sistem informasi akademik, SDM, dan keuangan. Apalagi dengan kondisi anggaran yang terbatas. (Deni)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Sumpah Pemuda, Siswa PKBM Bakti Nusa Ramaikan Bumi Perkemahan Sukamantri

27 October 2025 - 19:03 WIB

Universitas Esa Unggul Sharing Knowledge Manajemen K3 di SMKN 2 Kota Bogor

18 October 2025 - 10:00 WIB

Lantik Puluhan Kepala Sekolah, Dedie Rachim Ingatkan Soal Integritas

13 October 2025 - 09:20 WIB

DPRD Kota Bogor Tebus Ijazah Warga Tak Mampu

17 September 2025 - 22:31 WIB

Lewat Germas, Jenal Mutaqin Motivasi Calon Generasi Emas

11 September 2025 - 19:37 WIB

Trending on Kabar Pendidikan