Menu

Dark Mode
Demi Kreator, YouTube Rela Gelontorkan Dana Fantastis Hari Badak Sedunia 2025: Sejarah, Tujuan, dan Cara Merayakannya Ilmuan China observasi atmosfer gunakan “Balon Jimu 1” CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup Robot Humanoid “Booming” di China, Howard Huang Jadi Miliarder Dunia Marak Judi Online, Pakar dan Tokoh Agama Minta Penanganan dari Berbagai Sisi

Kabar Pendidikan

Pertama, Sidang Ipb DigelarTerbuka

badge-check


					Pertama, Sidang Ipb DigelarTerbuka Perbesar

image

Institut Pertanian Bogor membuat gebrakan baru dengan menggelar sidang paripurna Majelis Wali Amanat secara terbuka, Rabu (30/9/2015). Padahal, biasanya sidang paripurna dilakukan secara tertutup. Ketua MWA IPB, M.A. Chozin mengatakan IPB ingin membiasakan tradisi keterbukaan dan transparansi agar masyarakat mudah mengontrol apa yang sedang dikerjakan IPB.

“Sidang terbuka dihadiri oleh perwakilan dunia usaha, masyarakat, dan pemda. Dengan demikian, masyarakat tahu IPB sedang mengerjakan apa, anggaran kita berapa. Nantinya masyarakat bisa mengontrol apa yang kita kerjakan,” kata Chozin.

Dalam sambutannya, Chozin menyebut IPB perlu menggenjot pembangunan jejaring yang lebih luas. Dengan demikian ada kedekatan antara inovasi yang sudah dihasilkan dengan pihak luar. Sebab, selama ini masih sedikit hasil inovasi IPB yang dimanfaatkan dunia usaha.

Chozin menyayangkan sebagian besar industri di Indonesia belum tertarik untuk memanfaatkan riset perguruan tinggi. Padahal, di kalangan industri sendiri masih banyak yang belum memiliki divisi riset dan pengembangan. Risiko di bidang pertanian yang terlampau besar seringkali dijadikan alasan dunia industri.

Sementara itu, Rektor IPB Herry Suhardiyanto dalam laporannya mengatakan kinerja dari perspektif keuangan telah mencapai 80,09 persen dari target yang ditetapkan pada 2015. Tahun 2015 ini, lanjut Herry, IPB menerima dana APBN senilai Rp 100 miliar. Jumlah ini masih kurang dibandingkan target yang mencapai Rp 267 miliar.

“Capaian penyerapan anggaran juga baru 37,45 persen. Hal ini terkait dengan proses penagihan oleh kontraktor yang memang baru 20 persen dari nilai kontrak secara keseluruhan,” kata Herry. Diakui Herry, hal terberat yang harus dikejar adalah pengembangan sistem informasi akademik, SDM, dan keuangan. Apalagi dengan kondisi anggaran yang terbatas. (Deni)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

DPRD Kota Bogor Tebus Ijazah Warga Tak Mampu

17 September 2025 - 22:31 WIB

Lewat Germas, Jenal Mutaqin Motivasi Calon Generasi Emas

11 September 2025 - 19:37 WIB

PGRI Minta ke Adityawarman agar Guru P3K Bisa Jadi Kepala Sekolah

11 September 2025 - 08:41 WIB

Tiga Pelajar Kota Bogor Juara Olimpiade Matematika Internasional di Hongkong

11 September 2025 - 08:34 WIB

Gara-gara Atap Ambruk, 31 Pelajar SMKN 1 Cileungsi Terluka

10 September 2025 - 23:04 WIB

Trending on Kabar Bogor