Penginderaan Jarak Jauh Kurang Dimanfaatkan Pemerintah
Pemanfaatan informasi penginderaan jarak jauh dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional oleh pemerintah daerah masih kurang maksimal. Padahal, Lapan telah memiliki teknologi mitigasi bencana dan selalu melaporkan hasil penginderaan jarak jauh mulai dari potensi daerah hingga potensi bencana.
Hal ini mengemuka dalam seminar nasional penginderaan jauh di IPB International Conventional Center, Rabu (11/11/2015). Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan Lapan ingin mendorong agar daerah mulai memanfaatkan informasi penginderaan jarak jauh. “Daerah harus menguasai penginderaan jauh karena informasi itu penting untuk perencanaan pembangunan hingga mitigasi bencana,” ucap Thomas.
Menurut dia, sumber daya manusia di daerah sebenarnya ada. Hanya saja, kemampuan mereka belum terpakai secara optimal. Apalagi, selama ini banyak kalangan menilai penginderaan jauh adalah suatu hal yang rumit dan canggih. Dicontohkan Thomas, pemanfaatan informasi penginderaan jauh digunakan untuk memperkirakan dampak El Nino yang terjadi pada musim kemarau kemarin.
“Namun, ada sebab lain seperti campur tangan manusia yang menyebabkan bencana semakin parah dan seolah tidak terantisipasi,” ucap Thomas. Menurut dia, perkiraan El Nino yang dikeluarkan oleh Lapan sudah akurat. Hanya saja, data dan peringatan dini itu terkadang kurang diolah dan dimanfaatkan daerah.
Saat ini, Lapan juga sudah memantau sejumlah wilayah yang memiliki potensi gerakana tanah. Diharapkan, informasi ini bisa diolah dan menjadi salah satu bahan antisipasi dampak bencana oleh pemerintah daerah. “Setelah berakhir kekeringan, kita harus bersiap dengan banjir, tanah longsor. Kita terus amati wilayah mana yang rentan banjir dan longsor,” ucap Thomas.
Sementara, untuk keperluan pertanian, Lapan juga sudah memantau pertumbuhan padi sehingga manajemen penyebaran pupuk bisa dilakukan dengan lebih tepat. Mana daerah yang butuh pupuk dan mana yang belum sehingga kelangkaan pupuk bisa diatasi. (Deni)