Menguak Fakta Dibalik Peringatan HARDIKNAS

HARDIKNAS 2 MEI – Indonesia mempunyai banyak momen besar yang sering diperingati sebagai hari besar Nasional. Salah satunya adalah peringatan Hari Pendidikan Nasional atau yang dikenal dengan Hardiknas yang jatuh pada tanggal 2 Mei. Tahukah kamu mengapa tanggal 2 Mei dijadikan sebagai hari pendidikan? Ternyata, dipilihnya tanggal 2 Mei bukan asal pilih lho… Ada banyak fakta yang melatarbelakanginya. Buat kamu yang belum tahu, mending buruan baca biar lebih  bisa memaknai hari pendidikan.
sejarah hardiknas 2 mei
Pada tahun 1954, Muhammad Yamin mengusulkan kepada presiden Soekarno agar menjadikan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional. Alasan utamanya adalah karena Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal tersebut. Peringatan itu dimaksudkan sebagai penghargaan atas jasa Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan dunia pendidikan Indonesia serta kegigihannya melawan sistem pendidikan Hindia Belanda. Usulan Muhammad Yamin tersebut diterima oleh presiden Soekarno dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.Selain mendapat kehormatan dengan menjadikan hari lahirnya sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara juga diangkat sebagai mentri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dalam Kabinet Pertama Republik Indonesia karena jasanya mendirikan Taman Siswa yang dijadikan tempat belajar untuk anak-anak pribumi. Ki Hajar Dewantara juga mengeluarkan semboyan pendidikan yang kemudian dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan Indonesia. Semboyan fenomenal tersebut adalah “Tut Wuri Handayani” yang berarti “Di Belakang Memberi Dorongan”, “Ing Ngarso Sung Tulodo” yang berarti “Di Depan Memberi Teladan” dan “Ing Madyo Magun Karso” yang berarti “Di Tengah Membangun Karya”.

Ki Hajar Dewantara meninggal di Yogyakarta pada tanggal 28 April 1959. Meskipun beliau telah tiada, namun jasa-jasanya masih berguna dan terasa hingga generasi Indonesia saat ini dan bahkan masa depan. Tujuan peringatan Hardiknas salah satunya adalah untuk menciptakan Ki Hajar Dewantara lainnya yang akan melanjutkan estafet perjuangan pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, semangat perjuangan untuk meneladani pejuang pendidikan bangsa, salah satunya Ki Hajar Dewantara, tidak boleh padam. Peringatan hardiknas melalui upacara bendera, menyelenggarakan seminar dan talkshow, perlombaan, pawai, aksi sosial, ataupun hanya sekedar merenungi kembali sejarah para pelopor pendidikan  adalah salah satu cara agar kita kembali ingat dengan perjalanan panjang memajukan pendidikan bangsa yang menjadi tugas kita bersama.
Mulai saat ini, mari kita berhenti mengeluh tentang carut marutnya sistem pendidikan negara kita. Berhenti untuk menunggu pihak lain yang memperbaiki, tapi mari kita saling bahu membahu untuk memperbaikinya. Dalam momentum peringatan hardiknas, alangkah baiknya bukan hanya sebatas peringatan seremonial, tapi memberikan efek nyata untuk memulai perubahan.

:> www.pedidikanindonesia.com

image_pdfimage_print
Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *