Menu

Dark Mode
Demi Kreator, YouTube Rela Gelontorkan Dana Fantastis Hari Badak Sedunia 2025: Sejarah, Tujuan, dan Cara Merayakannya Ilmuan China observasi atmosfer gunakan “Balon Jimu 1” CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup Robot Humanoid “Booming” di China, Howard Huang Jadi Miliarder Dunia Marak Judi Online, Pakar dan Tokoh Agama Minta Penanganan dari Berbagai Sisi

Kabar Pendidikan

Menguak Fakta Dibalik Peringatan HARDIKNAS

badge-check


					Menguak Fakta Dibalik Peringatan HARDIKNAS Perbesar

HARDIKNAS 2 MEI – Indonesia mempunyai banyak momen besar yang sering diperingati sebagai hari besar Nasional. Salah satunya adalah peringatan Hari Pendidikan Nasional atau yang dikenal dengan Hardiknas yang jatuh pada tanggal 2 Mei. Tahukah kamu mengapa tanggal 2 Mei dijadikan sebagai hari pendidikan? Ternyata, dipilihnya tanggal 2 Mei bukan asal pilih lho… Ada banyak fakta yang melatarbelakanginya. Buat kamu yang belum tahu, mending buruan baca biar lebih  bisa memaknai hari pendidikan.
sejarah hardiknas 2 mei
Pada tahun 1954, Muhammad Yamin mengusulkan kepada presiden Soekarno agar menjadikan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional. Alasan utamanya adalah karena Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal tersebut. Peringatan itu dimaksudkan sebagai penghargaan atas jasa Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan dunia pendidikan Indonesia serta kegigihannya melawan sistem pendidikan Hindia Belanda. Usulan Muhammad Yamin tersebut diterima oleh presiden Soekarno dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.Selain mendapat kehormatan dengan menjadikan hari lahirnya sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara juga diangkat sebagai mentri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dalam Kabinet Pertama Republik Indonesia karena jasanya mendirikan Taman Siswa yang dijadikan tempat belajar untuk anak-anak pribumi. Ki Hajar Dewantara juga mengeluarkan semboyan pendidikan yang kemudian dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan Indonesia. Semboyan fenomenal tersebut adalah “Tut Wuri Handayani” yang berarti “Di Belakang Memberi Dorongan”, “Ing Ngarso Sung Tulodo” yang berarti “Di Depan Memberi Teladan” dan “Ing Madyo Magun Karso” yang berarti “Di Tengah Membangun Karya”.

Ki Hajar Dewantara meninggal di Yogyakarta pada tanggal 28 April 1959. Meskipun beliau telah tiada, namun jasa-jasanya masih berguna dan terasa hingga generasi Indonesia saat ini dan bahkan masa depan. Tujuan peringatan Hardiknas salah satunya adalah untuk menciptakan Ki Hajar Dewantara lainnya yang akan melanjutkan estafet perjuangan pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, semangat perjuangan untuk meneladani pejuang pendidikan bangsa, salah satunya Ki Hajar Dewantara, tidak boleh padam. Peringatan hardiknas melalui upacara bendera, menyelenggarakan seminar dan talkshow, perlombaan, pawai, aksi sosial, ataupun hanya sekedar merenungi kembali sejarah para pelopor pendidikan  adalah salah satu cara agar kita kembali ingat dengan perjalanan panjang memajukan pendidikan bangsa yang menjadi tugas kita bersama.
Mulai saat ini, mari kita berhenti mengeluh tentang carut marutnya sistem pendidikan negara kita. Berhenti untuk menunggu pihak lain yang memperbaiki, tapi mari kita saling bahu membahu untuk memperbaikinya. Dalam momentum peringatan hardiknas, alangkah baiknya bukan hanya sebatas peringatan seremonial, tapi memberikan efek nyata untuk memulai perubahan.

:> www.pedidikanindonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

DPRD Kota Bogor Tebus Ijazah Warga Tak Mampu

17 September 2025 - 22:31 WIB

Lewat Germas, Jenal Mutaqin Motivasi Calon Generasi Emas

11 September 2025 - 19:37 WIB

PGRI Minta ke Adityawarman agar Guru P3K Bisa Jadi Kepala Sekolah

11 September 2025 - 08:41 WIB

Tiga Pelajar Kota Bogor Juara Olimpiade Matematika Internasional di Hongkong

11 September 2025 - 08:34 WIB

Gara-gara Atap Ambruk, 31 Pelajar SMKN 1 Cileungsi Terluka

10 September 2025 - 23:04 WIB

Trending on Kabar Bogor