Membentuk School Culture with DUGEM (Dhuha Gembira)

Implentasi School Culture di sekolah dasar.

Perbuatan baik dari setiap manusia menjadi hal yang penting untuk menentukan karakternya. Namun tidak cukup jika diterapkan sesekali saja, melainkan harus terus menerus dan dibiasakan. Suatu bentuk kebiasaan yang diterapkan di sekolah, jika dilakukan secara terus menerus akan menjadi budaya sekolah. Dari berbagai kebiasaan yang baik jika dipadukan dalam lingkup sekolah, akan membudaya sehingga membentuk kultur sekolah dan pastinya akan berpengaruh terhadap karakter siswa. Karena pada hakekatnya, karakter merupakan tabiat baik yang menjadi kebiasaan dan terus tertanam dalam diri siswa.

Budaya sekolah dapat diintegrasikan dalam 3 hal, diantaranya pembelajaran di kelas, kegiatan pembiasaan, dan kegiatan ekstrakulikuler. Strategi dan pola penerapannya dapat dirancang oleh Kepala Sekolah selaku pemimpin dengan berdiskusi bersama dewan guru dan karyawan. Langkah awal yang diberikan tidak langsung menyuruh siswa melakukan kegiatan yang diharapkan, namun seluruh dewan guru harus memberikan contoh terlebih dahulu sebagai teladan bagi siswanya. Karena akan percuma jika pembentukan budaya sekolah tidak diimbangi dengan teladan yang diberikan oleh guru. Sebab siswa cenderung meniru apa yang guru lakukan, apabila gurunya melakukan tindakan yang tidak terpuji maka siswa otomatis akan menirunya. Oleh karenanya, sebagai guru hendaklah menjadi contoh yang baik demi kelancaran pembentukan budaya sekolah.

Urgensi Sholat Dhuha pada Anak

Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang dzuhur. Dalam waktu demikian biasanya siswa sedang belajar di sekolah mereka dan sedang dibebani dengan pelajaran yang harus diselesaikan. Di sela-sela waktu berlangsungnya pembelajaran, sangat efektif jika siswa disarankan untuk sholat dhuha. Kegiatan sholat dapat dilaksanakan pada saat jam istirahat bersama dengan guru secara berjamaah.

Manfaat sholat dhuha seperti yang diketahui selain memperoleh pahala berlebih, siswa juga dapat melakukan refresh jiwa dan otak setelah pagi hari harus berpikir keras dan bersitegang dengan materi pelajaran. Setelah itu, tengah hari siswa melakukan sholat dzuhur maka akan kembali tercerahkan kembali. Dengan demikian siswa dapat menerima tranfer ilmu secara lengkap, baik ilmu duniawi maupun akherat.

Oleh : Sudendi Retno Efendi, S.Pd (Sekolah Guru Indonesia Angkatan VII – Penempatan Wakatobi Sulawesi Tenggara)

:> kantorberitapendidikan.net

image_pdfimage_print
Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *