Menu

Dark Mode
Heboh Kematian Misterius Influencer Menawan Taiwan di Malaysia Sony Rilis Cloud Streaming, Main Game di PlayStation Portal Tak Perlu Konsol PS5 Lagi Bos Nvidia Yakin China Akan Kalahkan AS dalam Perlombaan AI PPATK Sebut Transaksi Judol Anjlok 57% Jadi Rp 155 Triliun Viral App Permissions Gojek Soal Contacts, Pengguna Tak Perlu Khawatir 3 Astronot China Terdampar di Antariksa, Pesawat Diduga Rusak

Headline

Mayoritas Warga Bogor Makan Buah dan Sayur Berbahaya

badge-check


					Mayoritas Warga Bogor Makan Buah dan Sayur Berbahaya Perbesar

image

Untuk kelima kalinya Bogor Organic Fair digelar di GOR Pajajaran Kota Bogor, Jumat (11/9/2015). Pameran ini digelar untuk lebih memperkenalkan bahan pangan organik kepada masyarakat luas. Sebab, sebagian besar masyarakat masih mengkonsumsi produk pertanian yang terpapar pestisida.

Kepala Dinas Pertanian Kota Bogor Azrin Syamsudin mengatakan saat ini sebagian besar masyarakat Kota Bogor masih mengkonsumsi buah dan sayur dengan kandungan pestisida yang membahayakan.

“Dengan pameran ini, bisa menjadi salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi produk pertanian yang terpapar pestisida. Selain itu juga sekaligus menjadi kampanye agar petani mengurangi penggunaan pestisida pada produk pertanian,” ujar Azrin.

Padahal, penggunaan pestisida selain mengontaminasi produk pertanian juga menyebabkan degradasi lingkungan. Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Yasid Taufik mengatakan share market produk organik sudah mulai terlihat signifikan, yakni 30 persen. Ke depan, Yasid menilai peluangnya lebih besar seiring dengan  meningkatnya kesejahteraan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan.

Banyaknya produk organik yang palsu di pasaran juga membuktikan permintaan produk organik melimpah. “Sekarang belum terukur secara pasti tapi segmen di Indonesia sudah merambah 10-15 persen masyarakat kita. Ceruk pasarnya ke depan juga makin berkembang,” kata Yasid.

Menurut dia, pembangunan pertanian secara konvensional masih memiliki kelemahan karena tergantung pada faktor input dan menyebabkan degradasi lingkungan. “Bahkan, disinyalir akan mengganggu kesehatan,” tutur Yasid. Dengan mengandalkan bahan alami, petani bisa mengurangi biaya pupuk dan pestisida. Meskipun, hasilnya dinilai petani tidak sebesar produktivitas lahan pertanian konvensional.

Direktur Eksekutif AOI Rasdi Wangsa mengatakan BOF 2015 menargetkan 10 ribu pengunjung selama pameran 3 hari. “Dengan mengkonsumsi pangan organik, masyarakat bisa lebih sehat dan petani bisa lebih sejahtera karena hasil panen lebih baik. Harganya pun murah,” katanya. | deni |

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Dedie Rachim Bahas Perdagangan dan Pendidikan Bareng Dubes Malaysia

4 November 2025 - 15:08 WIB

Festival Sapi Bupati Jember Cup Jadi Magnet Nasional, Gus Fawait Soroti Ketahanan Pangan dan Kemiskinan di Jember

2 November 2025 - 17:54 WIB

Sinergi DWP Kemenkop Bersama Kepul Wujudkan Program ‘Sampah Jadi Rupiah’

30 October 2025 - 18:24 WIB

Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta Dorong Lahirnya Perda KIP

30 October 2025 - 18:14 WIB

Soal Jabatan Direksi Tirta Pakuan, Permendagri 37 Jadi Acuan

30 October 2025 - 18:07 WIB

Trending on Kabar Bogor