Doa dan Dzikir Bersama, Bang Onim Ceritakan Kisah dan Situasi di Palestina
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim didampingi Camat Bogor Barat, Dudi Fitri Susandi beserta seluruh lurah se-Bogor Barat mengikuti doa dan dzikir bersama ratusan warga di Taman Manunggal, Kota Bogor, Minggu (19/11/2023).
Doa dan dzikir bersama peduli rakyat Palestina dipimpin langsung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bogor Barat beserta para tokoh agama dan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai wilayah.
Di awal sambutan, Dedie Rachim mengajak untuk selalu dan terus bersyukur atas apa yang dilimpahkan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Saat ini lanjut Dedie, masyarakat di Palestina berpuluh puluh tahun terus memperjuangkan kemerdekaan hingga saat ini.
“Dan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling mendukung kemerdekaan Palestina. Berbeda dengan negara lain, Indonesia sejak dulu sampai saat ini dan akan terus konsisten mendukung Palestina. Kita konsisten untuk menjaga marwah Palestina dan kita doakan terus bangsa Palestina dan kita dukung untuk merdeka,” jelasnya.
Saat ini dunia melihat betapa keji dan brutalnya apa yang dilakukan Israel kepada bangsa Palestina.
“Kita doakan bangsa Palestina dijaga sebaik-baiknya penjagaan dan kita doakan diberikan jalan untuk berdiri tegaknya bangsa Palestina dan bisa mendapatkan hak-haknya,” katanya.
Saat ini Indonesia melalui pemerintah pusat terus memberikan dukungan kepada Palestina dengan melakukan diplomasi dan dengan memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk dari Kota Bogor.
Pada kesempatan ini Dedie juga mengajak seluruh warga untuk berdoa agar Kota Bogor terhindar dari bencana alam serta mendoakan masyarakat yang terkena bencana alam.
Dalam doa dan dzikir bersama bertema mensyukuri nikmat ilahi dengan berbagi ini diadakan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orda (Organisasi Daerah) Kota Bogor bersama berbagai stakeholder yang juga akan menyalurkan donasi untuk Palestina dan warga yang terkena bencana alam di Kota Bogor.
Ketua terpilih ICMI Orda Kota Bogor, Arief Rachman Badrudin menyampaikan, kegiatan doa dan dzikir bersama ini merupakan bentuk dan wujud kepedulian antar sesama manusia baik untuk masyarakat Palestina maupun masyarakat yang terkena bencana alam di Kota Bogor.
Dalam doa dan dzikir bersama ini hadir juga Aktivis kemanusiaan, relawan kemanusiaan di Gaza yang juga founder lembaga filantropi NPC Bang Oni bersama Istri Rajaa El-Hertany Onim serta ketiga anaknya Filind, Nusantara dan Bahari.
Bang Onim beserta keluarga hadir di tengah kegiatan setelah menempuh perjalanan menuju Taman manunggal.
Filind anak dari Bang Onim lebih dulu memperkenalkan diri dan bercerita tentang apa yang dialaminya di Gaza karena memang Bang Onim dan Keluarga tinggal di Gaza dan baru saja tiba di Indonesia.
“Perkenalkan nama saya Filind putri Bang Onim, Filind sekolah di Palestina kelas 6, tapi sekolah Filind sekarang sudah hancur dan Filind mengajak semua teman-teman di Indonesia untuk mendoakan teman-teman di Palestina, anak-anak di Palestina,” katanya.
Pesan perjuangan dan doa untuk Palestina juga disampaikan Istri Bang Onim, Rajaa El-Hertany Onim dalam bahasa Arab yang diterjemahkan oleh Bang Onim.
“Walaupun bahasa berbeda dan jarak yang jauh akan tetapi didalam hati sanubari pikiran serta dukungan masyarakat Bogor tetap ditunjukan untuk saudara di Palestina. Masyarakat di Gaza tidak hanya mempertahankan hak-hak muslim, tapi juga mempertahankan manusia yang ada di Palestina. Saya hadir di sini membawa suara-suara dari Palestina dari berbagai wilayah. Kita satu suara untuk menghentikan kejahatan, menghentikan kebiadaban yang dilakukan oleh pihak penjajah terhadap masyarakat di Palestina, khususnya untuk anak anak dan perempuan di Palestina, rumah ibadah, masjid, gereja, rumah sakit, sekolah, yang dihancurkan pihak penjajah Israel. Kita ada di sini tidak hanya memberikan doa, tetapi juga menyuarakan membawa pesan perdamaian dan menyelamatkan nyawa manusia yang ada di Palestina,” kata Rajaa sambil sesekali mengusap matanya dengan tisu.
Di lokasi yang sama Bang Onim menyampaikan bahwa saat ini komunikasi di Gaza kembali terputus. Istrinya pun kehilangan kontak dengan orangtuanya yang masih berada di Gaza.
“Malam tadi kami terakhir komunikasi bahwa orangtua di sana meminta doa karena perlu diketahui saat ini perlakuan penjajah Israel sangat keji. Para pasien di RS Al-Shifa diusir paksa dari dalam rumah sakit. Mereka pasien yang mengalami luka akibat serangan penjajah yang seharusnya menjalani operasi dipaksa keluar dan harus berjalan sejauh 15 kilometer meninggalkan rumah sakit. Kita berada di sini menyuarakan keadilan, persaudaraan cinta kasih dari Indonesia untuk saudara-saudara yang berada di Gaza,” ujarnya.