Dapat Aduan Air Berbau, Tim CHSE Tirta Pakuan Turun Tangan
Paska laporan masyarakat yang merasa air dari Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor berbau, di beberapa titik di wilayah Bogor Utara dan Tanah Sareal masuk melalui call center dan media sosial Perumda Tirta Pakuan. Tim CHSE Tirta Pakuan langsung terjun melakukan analis.
“Tim dari CHSE bagian lab dan produksi sudah menindaklanjuti dengan menganalisis. Terindikasi ditemukan bahwa mikroorganik yang tinggi di sumber air baku kami,” ungkap Direktur Teknik Perumda Tirta Pakuan Ardani Yusuf pada Selasa (19/9/2023).
Ardani menjelaskan, hal itu terjadi pengaruh dari kekeringan dampak kemarau panjang, sehingga terdapat kotoran gangga atau plankton yang membusuk masuk ke sungai Cisadane yang menjadi sumber air baku ditambah adanya kekeruhan saat hujan turun.
“Pada saat malam Senin lalu terjadi hujan di hulu hingga kekeruhan agak tinggi di angka 600 NTU, sehingga mikroorganik tersebut terbawa dan masuk ke tempat pengolahan air,” jelas Ardani didampingi Manager RNW dan Transmisi Distribusi Perumda Tirta Pakuan, Nasrul Zahar.
Menurut Ardani, berdasarkan hasil lab, angka mikroorganik di air baku menunjukan tinggi, di mana biasanya maksimum di angka 10, pada saat itu di angka 13,3. Namun demikian, ia memastikan mikroorganik itu hanya menimbulkan bau pada air.
“Perlu diketahui mikroorganik tidak terlalu bahaya, karena bukan logam berat, artinya sifatnya hanya bau saja. Air masih layak dipakai,” paparnya.
Ardani menerangkan, untuk itu, Tim CHSE menambah pembubuhan desinfektan kandungan klor. Sehingga hal itu menimbulkan air agak bau menyengat seperti yang dilaporkan hari ini. Namun kondisi di beberapa titik air sudah tidak berbau lagi.
“Itu antisipasi kami terhadap mikroorganik. Dibeberapa titik sudah tidak berbau. Kami hari ini pun terus melakukan pengecekan ke beberapa titik terkait kejadian kemarin. Kami juga akan mengambil langkah antisipasi serupa pada pengolahan air baku yang sumbernya dari sungai Ciliwung. Pratama