Pelaksanaan Pesta Rakyat Bogor Cap Go Meh (CGM) Sreet Fest 2016 yang digelar, Senin (22/02/16), rupanya tak seratus persen mendapatkan dukungan dari semua pihak.

Selain menyebabkan kemacetan seperti pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya, CGM Street Fest juga merugikan pengemudi angkot yang rute lintasannya ditutup dan terpaksa harus menggunakan alternatif jalan lain.
Sobari misalnya. Pengemudi angkot 02 yang melayani jurusan Sukasari-Bubulak ini selalu mengeluh setiap kali CGM digelar di Kota Bogor. Sebab, katanya, akan berdampak pada waktu tempuh yang lebih lama untuk setiap tripnya (rit), juga pemborosan bahan bakar minyak (BBM) dan berkurangnya pendapatan.
“Saya sebagai pribadi dan sebagai sopir angkot yang jelas-jelas cari makannya di jalan ini nggak habis pikir kenapa acara kayak begini yang sampai pakai tutup jalan segala bisa diizinkan. Kita orang kecil yang susah,” keluh Sobari kepada kabaronline.co.id, Minggu (21/02/16).
Hal senada juga diungkapkan sesama sopir angkot 02 lainnya, Jenal. Ia pun menyayangkan pemberlakuan rekayasa lalu lintas hingga penutupan jalan selama berlangsungnya acara CGM.
“Nggak usahlah berlebihan kayak gitu, cuma bikin susah saja. Mending kita-kita ini dikasih kompensasi sama mereka. Kalau tokeh (juragan) kan mana mau ngerti setoran kurang, tahunya kita naik cari sewa (penumpang) pasti dapat duit,” ujarnya lirih.
Oleh sebab itu, baik Sobari maupun Jenal sepakat jika pelaksanaan CGM ini juga melibatkan para pengemudi angkot terutama yang trayeknya terkena dampak untuk diajak duduk bersama mencari solusi terbaik agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. #D. Raditya