Pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Bogor nomor urut 3, Bima Arya dan Dedie Rachim menjalani gerilya selama 3 hari nonstop dengan agenda menyapa warga di 30 titik sejauh 30 kilometer berjalan kaki untuk kemenangan nomor 3.
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Kampung Balubur, Bima Arya diajak peternak untuk memerah susu sapi. Bahkan, warga juga menyuguhkan susu segar yang baru diolah. “Biar sehat dan kuat Pak kampanyenya,” kata salah satu pengelola peternakan sapi. Peternakan sapi ini bisa memproduksi sebanyak 200 liter susu segar setiap hari. “Salah satunya kami pasarkan ke Cimory juga melalui koperasi.”

Sementara di Kampung Buntar, Muarasari, Bima juga menyempatkan diri memanen singkong bersama sejumlah petani yang merupakan warga setempat. Singkong tersebut biasa dijual ke kawasan Cisarua untuk selanjutnya dijadikan oleh-oleh tape.
Bima selanjutnya mengunjungi UMKM unggulan di wilayah tersebut. Warga setempat memanfaatkan buah pala sebagai bahan bakunya dengan brand Mysari.
“Kenapa Pala? Karena di wilayah ini masih banyak pohon Pala. Ada 20 orang yang terlibat dalam kelompok binatani ini. Sejauh ini peran pemerintah sangat membantu, seperti fasilitas sertifikasi halal, pelatihan. Ke depannya kami berharap ada pengembangan bagi industri ini. Kang Bima sih selalu beli ini untuk dibawa ke daerah lain untuk oleh-oleh,” ungkap Nur Hasanah, Ketua Kelompok Binatani.
Di kilometer ke-5, Bima Arya tiba di Kelurahan Genteng. Kehadiran pasangan Dedie Rachim ini disambut hangat warga RW09. Kesenian tradisional Sunda pun ikut memeriahkan kedatangannya.
Sejurus kemudian, Bima menyampaikan 3 program prioritasnya. “Selama 4 tahun kepemimpinan saya tentu banyak yang sudah dilakukan, tapi ada juga yang belum dituntaskan. Ada 3 program prioritas yang akan difokuskan diperiode selanjutnya. Pertama, renovasi program RTLH yang kami targetkan 20 ribu unit. Kedua, BPJS Kesehatan bagi warga tidak mampu yang menunggak akan ditanggung oleh APBD, dan ketiga adalah beasiswa bagi siswa miskin,” beber Bima.
Usai menunaikan ibadah Solat Azhar, perjalanan kemudian dilanjutkan ke wilayah kelurahan Pamoyanan dan Ranggamekar. Sejumlah aspirasi pun dicatat oleh Bima Arya.
“Ini tradisi menjelang bulan Ramadan. Kita munggahan, berkumpul, dan bermaaf-maafan. Momennya itu. Jadi selama tiga hari ini saya niatkan untuk sebanyak mungkin menyapa warga. Dimulai pagi-pagi sekali dan bermalam di rumah warga. Kalau kita hitung-hitung minimal 3 hari ini bisa menyapa warga di 30 titik dengan berjalan kaki 30 kilometer. Hari pertama gerilya nonstop saya jalan sudah 12 kilometer,” ungkap Bima, kepada wartawan.
“Harapannya semakin banyak menyapa warga, mendengar aspirasi, didoakan banyak warga dan semakin banyak mendoakan warga,” tambah Bima.
Ia mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk kegiatan kampanye nonstop ini karena saat menjadi walikota pun aktivitas blusukan dengan berjalan kaki selalu dilakukannya.
“Tidak ada persiapan khusus untuk kampanye kali ini. Karena saat menjadi walikota pun sering. Olahraga juga rutin. Karena pemimpin harus prima untuk merasakan lagi apa yang diharapkan warga,” jelasnya.
Untuk aktivitas menginap di rumah warga, kata dia, sudah dilakukannya juga saat menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Bogor dengan program tenda walikota.
“Di saat menginap di rumah warga, saya akan ronda bersama warga. Konsepnya saya ingin menggalakkan kembali ronda. Apalagi kita ini sedang diguncang isu teroris. Sehingga tidak bisa hanya mengandalkan aparat tetapi juga kebersamaan warga. Karena bentengnya ada di tingkat rumah tangga,” katanya.
Aktivitas gerilya nonstop berakhir jam 24.00 WIB di Cikaret, Bogor Selatan. Bima dan Dedie berdialog dengan ratusan warga serta ngeliwet. Ia juga sempat meluncurkan video clip lagu #AbdiBogor di Devoyage BNR sebagai bentuk kampanye milenial serta komitmen Bima-Dedie terhadap industri kreatif seperti musik dan film. **