Belajar Makna Kepemimpinan dari Sepiring Kerak Telor
Jakarta, Kerak telor. Salah satu makanan khas Betawi yang paling dicari dalam berbagai perhelatan kebudayaan.
Bukan hanya saat melahapnya, tapi banyak orang juga dengan antusias memandangi kelihaian penjual kerak telor saat memasak. Mata membelalak, tapi tak banyak yang tahu bahwa setiap bahan dan langkah pembuatan sepiring kerak telor memiliki makna kepemimpinan.
Salah satu anggota Komite Kesenian dan Pemasaran Lembaga Pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Indra Sutisna, menjabarkan makna tersebut kepada CNN Indonesia beberapa waktu lalu.
“Makan itu jangan cuma kenyang. Harus nikmat, sehat, dan kenal filosofinya,” ujar Indra.
Indra menjelaskan, bahan yang digunakan untuk membuat kerak telor yaitu ketan, memiliki karakteristik pemimpin. “Teksturnya kental dan memimpin keseluruhan rasa kerak telor.”
Sifat kepemimpinan tersebut dikuatkan dengan kehadiran telur yang menyatukan. “Segala wawasan yang dipunya itu harus dikuatkan. Idealisme juga harus ada penguatnya supaya enggak lemah dan terlepas,” tutur Indra.
Tak hanya dari bahan, filosofi juga terkandung dalam cara memasak. Hal utama yang harus diperhatikan saat membuat kerak telor adalah waktu.
Jika terlalu cepat ditelungkupkan, ketan dan telur belum terlalu matang sehingga akan hancur. “Begitu pula dengan pemimpin. Kalau belum siap, jangan dulu dijadikan pemimpin,” kata Indra.
Jika sudah berhasil ditelungkupkan dengan sempurna, waktu tetap harus diperhatikan. “Jangan kelamaan jadi pemimpin. Nanti gosong, angus, enggak enak dimakan, bisa dibuang,” ucap Indra.
Sementara itu, tambahan bumbu lain dalam kerak telor melambangan cara pemimpin berdinamika. “Kalau pedas itu ngomongnya keras. Kalau gurih itu murah senyum. Belajarlah kepemimpinan dari kerak telor,” katanya.
:> (mer) | CNN Indonesia