Ayam Hilang di Pasaran, Warga Resah
Aksi mogok berjualan yang dilakukan pedagang daging ayam di Kota Bogor membuat masyarakat resah. Sebab, mereka sulit menemukan daging ayam di pasaran.
“Daging ayam, kan, salah satu sumber protein yang paling umum. Sekarang susah dicari di pasar,” kata salah seorang warga, Sutinah (56).
Sejumlah pedagang soto, bubur ayam, dan pecel lele yang menjual ayam goreng pun terpaksa libur berdagang atau tidak menyediakan menu ayam.
Salah seorang pedagang bubur ayam, Eno (40) mengaku sudah mengetahui kabar mogoknya pedagang daging ayam sejak pekan lalu.
“Makanya, saya tidak jualan bubur. Saya mendingan ikut libur saja, mau pulang kampung,” ujarnya.
Hal yang sama juga dilakukan pedagang soto ayam, Simin (50). Karena susah mendapatkan daging ayam, dia hanya menjual soto daging sapi.
Terkait hal itu, Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman menyarankan agar masyarakat mulai melirik sumber protein lainnya seperti ikan.
“Kita sudah coba antisipasi ketika mereka mengancam akan mogok. Namun, keinginan para pedagang, peternak, dan pemotong ayam ini cukup besar karena harga daging ayam yang sangat mahal,” ucap Usmar.
Pemkot Bogor sendiri tidak bisa melakukan banyak hal karena kestabilan harga diatur melalui mekanisme pasar. Hanya saja, Usmar meminta agar pemerintah pusat segera turun tangan untuk menstabilkan harga daging ayam.
“Kita kan, masih belum tahu, kenapa bisa mahal. Kalau dibilang pasokan langka, kementrian pertanian sudah menjamin stoknya cukup. Jadi kenapa bisa mahal, itu yang harus diselidiki, apakah dari jalur distribusinya atau bagaimana,” ungkap Usmar.
Sebelumnya, perwakilan kementrian pertanian yang mengecek peternakan ayam di Kabupaten Bogor memastikan stok ayam masih cukup dan aman.
Artinya, jika kenaikan harga ayam karena stok terbatas adalah tidak benar. Ketua Asosiasi Pedagang Ayam Bogor Raya, Sonny Listen mengatakan harga pakan belum mengalami kenaikan. Demikian juga dengan DOC. (Deni)
Pedagang ayampun tak bisa berjualan karena harganya mahal