Menu

Dark Mode
IBM Umumkan PHK, 2.700 Karyawan Terancam Cara Membuat “Your Algorithm” di Instagram Stories yang Lagi Viral Persaingan AI Makin Sengit, Trump Larang Negara Lain Pakai Chip Tercanggih Nvidia Jaring Laba-laba Terbesar Dunia di Gua Horor, Dihuni 111.000 Laba-laba Ada Komet Lain Sedang Berkunjung Selain 3I/ATLAS, Warnanya Berubah Emas Geger Mobil Otonom Lindas Kucing Kesayangan Warga

Headline

Harga Bahan Pangan Naik, Pemkot Bakal Gelar Operasi Pasar

badge-check

image

Suasana pasar #ft deny hendrayana

Harga sejumlah bahan pangan di Kota Bogor terus merangkak naik menjelang Natal. Terkait hal itu, Pemerintah Kota Bogor pun bersiap-siap melakukan operasi pasar. Selain itu, tim monitoring dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor juga semakin intensif melakukan pengawasan di pasar.

Berdasarkan pemantauan, kenaikan harga terjadi pada komoditas beras, daging, bawang, cabai, telur dan sejumlah sayuran. Beras misalnya rata-rata masih bertahan di harga Rp 8.500 per kilogram untuk jenis medium. Sementara, daging ayam kembali naik dari semula Rp 32.000 per kilogram menjadi Rp 36.000 hingga Rp 38.000 per kilogram.

Daging sapi juga masih berada di kisaran Rp 110.000 per kilogram. Sayur pun mengalami kenaikan signifikan seperti buncis dan kacang panjang yang menembus harga Rp 20.000 per kilogram. Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor Mangahit Sinaga mengatakan operasi pasar akan digelar jika harga kebutuhan pokok naik lebih dari 10 persen.

“Sekarang kenaikan harga masih di bawah 10 persen. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan harga terus naik sampai akhir tahun,” kata Mangahit, Selasa (22/12/2015). Besaran OP akan ditentukan berdasarkan pemantauan terakhir di pekan terakhir bulan Desember.
Menurut Mangahit, yang perlu diwaspadai adalah kenaikan harga sembako yang pelan-pelan tapi cenderung naik terus seperti beras. Dia memantau, sejak beberapa bulan terakhir, harga beras cenderung naik dan belum menunjukkan tren penurunan. “Padahal, stok kita sangat cukup,” lanjut Mangahit.

Selain bahan pangan, pengawasan juga dilakukan pada gas elpiji 3 kilogram bekerja sama dengan Hiswana Migas Bogor. Disperindag dan Hiswana Migas, kata Mangahit belum menentukan tambahan kuota gas 3 kilogram untuk wilayah Bogor.

“Kita ga bisa juga main ngizinin tambahan kuota, tanpa melihat agen mana yang mau tutup menjelang akhir tahun dan mana yang tetap buka. Satu agen saja kan, berpengaruh pada ratusan pangkalan,” kata Mangahit. (Deni)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Festival Sapi Bupati Jember Cup Jadi Magnet Nasional, Gus Fawait Soroti Ketahanan Pangan dan Kemiskinan di Jember

2 November 2025 - 17:54 WIB

Sinergi DWP Kemenkop Bersama Kepul Wujudkan Program ‘Sampah Jadi Rupiah’

30 October 2025 - 18:24 WIB

Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta Dorong Lahirnya Perda KIP

30 October 2025 - 18:14 WIB

KLH Cabut 18 Segel, EAL Bisa Kembali Beroperasi

28 October 2025 - 21:25 WIB

Kementan jadikan Kapuas Pendongkrak Swasembada Pangan

28 October 2025 - 19:19 WIB

Trending on Headline