Menu

Dark Mode
IBM Umumkan PHK, 2.700 Karyawan Terancam Cara Membuat “Your Algorithm” di Instagram Stories yang Lagi Viral Persaingan AI Makin Sengit, Trump Larang Negara Lain Pakai Chip Tercanggih Nvidia Jaring Laba-laba Terbesar Dunia di Gua Horor, Dihuni 111.000 Laba-laba Ada Komet Lain Sedang Berkunjung Selain 3I/ATLAS, Warnanya Berubah Emas Geger Mobil Otonom Lindas Kucing Kesayangan Warga

Headline

Pedestrian Bogor Belum Ramah Difabel

badge-check

image

Walikota Bogor Bima Arya menyerahkan penghargaan #foto deny hendrayana

Jalur pedestrian yang ada di Kota Bogor belum ramah difabel, belum aman dan nyaman. Banyaknya benturan aturan dan kewenangan serta belum ada kesadaran dalam merawat jalur pejalan kaki membuat kondisi jalur pedestrian memprihatinkan.

Hal tersebut dikatakan Ketua Koalisi Pejalan Kaki Kota Bogor Irna Kusumawati ketika memberikan penghargaan untuk instansi yang ikut berperan dalam memelihara jalur pedestrian di Taman
Topi, Kota Bogor, Selasa (15/12/2015). “Dari semua penghargaan yang diberikan, ada beberapa penghargaan yang tidak kita kasih karena memang tidak memenuhi syarat, yakni ramah difabel dan pedestrian aman serta nyaman,” ucap Irna.

Sebagian besar peraih penghargaan juga merupakan instansi perbankan. Menurut Irna, hal itu karena perbankan memiliki kepentingan untuk kenyamanan nasabahnya. “Instansi yang lain juga punya keinginan yang sama. Tapi, mereka selalu mengeluhkan kewenangan mereka dalam mengusir PKL di pedestrian yang ada di wilayahnya,” kata Irna.

Irna juga mengkritisi pedestrian di depan Polres Bogor Kota karena jalur dihalangi oleh pembatas jalan yang ditaruh di tengah pedestrian. Meski maksudnya baik untuk menghalangi pengguna sepeda motor, kondisi ini malah membuat pejalan kaki sulit mengakses pedestrian.

Sementara, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengakui ada pembiaran dari aparat sehingga pedestrian menjadi rusak dan memprihatinkan. Padahal, jalur tersebut dibangun dengan anggaran miliaran rupiah. “Kalau saya lewat saja, sepi dan bersih. Kalau saya tidak lewat, pasti penuh dengan PKL,” kata Bima.

Menurut dia, ada kultur yang harus dibangun agar bisa sama-sama menjaga pedestrian. Dia menilai selama ini terlalu sibuk membangun infrastruktur tetapi kurang peduli pada kultur, terutama dalam menjaga pedestrian. (Deni)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Festival Sapi Bupati Jember Cup Jadi Magnet Nasional, Gus Fawait Soroti Ketahanan Pangan dan Kemiskinan di Jember

2 November 2025 - 17:54 WIB

Sinergi DWP Kemenkop Bersama Kepul Wujudkan Program ‘Sampah Jadi Rupiah’

30 October 2025 - 18:24 WIB

Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta Dorong Lahirnya Perda KIP

30 October 2025 - 18:14 WIB

KLH Cabut 18 Segel, EAL Bisa Kembali Beroperasi

28 October 2025 - 21:25 WIB

Kementan jadikan Kapuas Pendongkrak Swasembada Pangan

28 October 2025 - 19:19 WIB

Trending on Headline