Menu

Dark Mode
Kolab Bareng PWI Kota Bogor, Disdukcapil Buka Pelayanan Kependudukan Jaga Alam Puncak, Menteri LH Tanam Ribuan Pohon Xiaomi Siapkan “Mi Chat”, Chatbot AI Penantang ChatGPT dan Google Gemini OpenAI Rilis GPT-5.2, Model AI Paling “Serius” Buat Kerjaan Kantoran VP Apple Lisa Jackson Puji Kreativitas Lulusan Developer Academy Indonesia Nvidia Diizinkan Trump Jual Chip Canggih ke China, Senator AS Ngamuk

Kabar Lifestyle

Harga RAM Menggila, Penjualan Motherboard PC Anjlok hingga 50%

badge-check


					Harga RAM Menggila, Penjualan Motherboard PC Anjlok hingga 50%. Ilustrasi RAM. (Foto: Sweetwater) Perbesar

Harga RAM Menggila, Penjualan Motherboard PC Anjlok hingga 50%. Ilustrasi RAM. (Foto: Sweetwater)

Kisruh harga RAM yang terus meroket mulai memukul industri PC rakitan. Laporan terbaru menyebut penjualan motherboard merosot sampai 50% gara-gara dampak krisis memori yang tak kunjung reda. Di sisi lain, sebagian gamer menyerukan boikot RAM demi menekan harga–meski peluangnya untuk berhasil nyaris nol.

Kenaikan harga DDR5 sudah berlangsung sejak awal ledakan permintaan dari data center AI, yang membutuhkan DRAM dalam jumlah besar dan stabil. Tekanan ini membuat pasokan ke pasar konsumen makin tipis, sementara harga naik tak terkendali.

Media Jepang Gazlog menulis bahwa lonjakan harga DDR5 membuat pabrikan seperti Asus, MSI, dan Gigabyte harus memangkas target penjualan motherboard secara signifikan. Alasannya sederhana: pengguna yang ingin upgrade dari DDR4 maupun perakit PC pertama kali wajib menggunakan DDR5 untuk platform terbaru, tetapi harga RAM saat ini jauh dari ramah kantong.

Situasinya bahkan sudah sampai ke titik absurd. Di beberapa negara, harga RAM 64 GB DDR5 kini lebih mahal daripada konsol PlayStation 5 atau kartu grafis RTX 5070. Beberapa toko di Jepang dan AS bahkan mencopot label harga tetap pada rak DDR5 karena tarifnya berubah dari hari ke hari mengikuti fluktuasi pasar.

Dengan kondisi seperti ini, pasar motherboard ikut terjun bebas. Gazlog mencatat penjualan anjlok 40-50% dibanding periode yang sama tahun lalu. Diperkirakan, pasar CPU juga akan ikut tergerus dalam beberapa bulan ke depan karena mayoritas pembeli PC menunda upgrade.

Di tengah kekacauan ini, muncul seruan di Reddit agar gamer memboikot pembelian RAM sampai harga kembali normal. Namun pakar industri menilai langkah tersebut hampir mustahil memberi dampak berarti, demikian dikutip dari Detik, Selasa (2/12/2025).

Penjualan terbesar produsen memori bukan berasal dari pasar konsumen, melainkan dari sektor industri, enterprise, dan pusat data. Mayoritas kapasitas produksi DRAM sudah dikontrak oleh perusahaan-perusahaan besar untuk menopang ekspansi infrastruktur AI mereka.

Artinya, meski sebagian pengguna PC ikut aksi boikot, skala permintaan konsumen terlalu kecil untuk menekan pasar. Belum lagi selalu ada orang yang tetap mau membeli dengan harga berapa pun–fenomena yang sudah terlihat jelas di masa kelangkaan GPU saat pandemi Covid–ditambah para penimbun yang siap memanfaatkan situasi.

Krisis memori ini juga menjalar ke sektor kartu grafis. AMD dilaporkan berencana menaikkan harga GPU sebesar 10%, sementara AMD dan Nvidia sama-sama disebut mempertimbangkan memangkas lini produk kelas menengah dan entry-level karena biaya produksi yang ikut naik.

Industri PC kini kembali berada dalam babak sulit, dan selama permintaan DRAM untuk AI belum mereda, harga komponen–khususnya RAM–tampaknya masih akan jauh dari kata normal.

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Xiaomi Siapkan “Mi Chat”, Chatbot AI Penantang ChatGPT dan Google Gemini

12 December 2025 - 12:34 WIB

OpenAI Rilis GPT-5.2, Model AI Paling “Serius” Buat Kerjaan Kantoran

12 December 2025 - 12:21 WIB

VP Apple Lisa Jackson Puji Kreativitas Lulusan Developer Academy Indonesia

12 December 2025 - 12:14 WIB

Nvidia Diizinkan Trump Jual Chip Canggih ke China, Senator AS Ngamuk

12 December 2025 - 12:08 WIB

Fitur “Your Algorithm” Instagram Sudah Ada di Indonesia, Pengguna Android dan iOS Bisa Coba

11 December 2025 - 10:46 WIB

Trending on Kabar Lifestyle