Menu

Dark Mode
Demi Kreator, YouTube Rela Gelontorkan Dana Fantastis Hari Badak Sedunia 2025: Sejarah, Tujuan, dan Cara Merayakannya Ilmuan China observasi atmosfer gunakan “Balon Jimu 1” CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup Robot Humanoid “Booming” di China, Howard Huang Jadi Miliarder Dunia Marak Judi Online, Pakar dan Tokoh Agama Minta Penanganan dari Berbagai Sisi

Kabar Lifestyle

CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup

badge-check


					Satya Nadella. Foto: Getty Images/Stephen Brashear Perbesar

Satya Nadella. Foto: Getty Images/Stephen Brashear

CEO Microsoft Satya Nadella dihantui kemungkinan perusahaannya gagal mempertahankan relevansi di era kecerdasan buatan atau AI. Berbicara dalam rapat internal baru-baru ini, Nadella menanggapi pertanyaan karyawan tentang perubahan budaya Microsoft. Jawabannya mencerminkan kekhawatiran soal jangka panjang perusahaan.

“Beberapa bisnis terbesar yang telah kami bangun mungkin takkan relevan lagi di masa mendatang,” kata Nadella, menurut The Verge yang dikutip detikINET. Ia menunjuk Digital Equipment Corporation (DEC) sebagai contoh tentang bagaimana bahkan perusahaan teknologi dominan pun dapat cepat gulung tikar jika gagal beradaptasi dengan pergeseran dalam komputasi.

“Industri kami penuh dengan studi kasus perusahaan yang dulu hebat, kemudian menghilang. Saya terhantui oleh salah satu perusahaan bernama DEC,” jelas Nadella. DEC merupakan pemimpin pasar di awal 1970-an, tetapi kemudian disalip pesaing seperti IBM setelah gagal menerapkan perubahan penting seperti arsitektur Reduced Instruction Set Computing (RISC).

Nadella mengungkapkan hubungan pribadinya dengan DEC, di mana komputer pertamanya adalah DEC VAX dan ia pernah berharap bekerja di sana. Ia juga mengingat beberapa insinyur yang membantu membangun sistem operasi Microsoft Windows NT berasal dari laboratorium DEC yang telah ditutup.

Pernyataannya ini menanggapi seorang karyawan di Inggris yang mengatakan budaya Microsoft terasa lebih dingin, lebih kaku, dan kurang empati seperti sebelumnya. Nadella mengakui perusahaan masih perlu bekerja keras untuk membangun kembali kepercayaan dengan karyawan, terlebih dengan adanya ribuan PHK baru-baru ini.

“Saya sangat menghargai pertanyaan dan sentimen di baliknya. Saya menganggapnya sebagai umpan balik bagi saya dan semua orang di tim kepemimpinan, karena pada akhirnya, saya pikir kami dapat melakukan yang lebih baik, dan kami akan melakukan yang lebih baik lagi,” ujarnya.

Nadella berulang kali menempatkan AI sebagai inti dari strategi masa depan Microsoft, mulai dari kemitraan mendalam dengan OpenAI hingga penyematan fitur AI di Windows, Office, dan Azure. Komentarnya menggarisbawahi betapa pentingnya adaptasi bagi Microsoft jika ingin menghindari nasib perusahaan yang dulunya hebat namun gagal berkembang.

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Demi Kreator, YouTube Rela Gelontorkan Dana Fantastis

22 September 2025 - 11:13 WIB

Ilmuan China observasi atmosfer gunakan “Balon Jimu 1”

22 September 2025 - 10:59 WIB

Robot Humanoid “Booming” di China, Howard Huang Jadi Miliarder Dunia

22 September 2025 - 10:46 WIB

Riset OpenAI Ungkap Penyebab Chatbot Sering Halusinasi

22 September 2025 - 08:50 WIB

Maxim Indonesia Miliki Kantor Cabang di Setiap Provinsi

21 September 2025 - 20:59 WIB

Trending on Kabar Lifestyle