Menu

Dark Mode
IBM Umumkan PHK, 2.700 Karyawan Terancam Cara Membuat “Your Algorithm” di Instagram Stories yang Lagi Viral Persaingan AI Makin Sengit, Trump Larang Negara Lain Pakai Chip Tercanggih Nvidia Jaring Laba-laba Terbesar Dunia di Gua Horor, Dihuni 111.000 Laba-laba Ada Komet Lain Sedang Berkunjung Selain 3I/ATLAS, Warnanya Berubah Emas Geger Mobil Otonom Lindas Kucing Kesayangan Warga

Bogoh Ka Bogor

Tekan TBC, Dinkes Kota Bogor Intensifkan Program TOSS TBC

badge-check


					Tekan TBC, Dinkes Kota Bogor Intensifkan Program TOSS TBC Perbesar

Berbagai upaya terus dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor untuk menekan angka penularan Tuberkulosis (TBC) dengan mengintensifkan gerakan TOSS TBC (Temukan, Obati Sampai Sembuh). Program ini bertujuan mempercepat target nasional Eliminasi TBC 2030, dengan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap gejala, dampak, serta pentingnya pencegahan dan pengobatan penyakit ini.

TBC merupakan penyakit menular peringkat kedua paling mematikan di dunia, TBC masih menjadi tantangan besar, terutama di Jawa Barat yang mencatat kasus tertinggi di Indonesia. Bahkan berdasarkan data per 31 Januari 2025, Kota Bogor telah menemukan 9.947 kasus TBC (119%), angka yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Tingginya angka temuan kasus belum diiringi dengan optimalnya pemeriksaan kontak serumah dan kontak erat pasien TBC.

Dinkes Kota Bogor  gerak cepat dengan mengintensifkan Active Case Finding (ACF) atau penemuan kasus secara aktif di 20 titik lokasi, yang berlangsung mulai 1 hingga 12 Februari 2025.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno, MARS, kegiatan ACF ini menyasar kelompok berisiko tinggi, seperti kontak erat pasien TBC, Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV), penderita diabetes, perokok, orang dengan gizi kurang, serta kontak erat penderita kusta.

Skrining aktif ini bertujuan untuk menemukan kasus TBC sedini mungkin, mengurangi keterlambatan diagnosis, serta menekan angka penularan. Kami mengajak masyarakat untuk sadar akan bahaya TBC dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, demam berkepanjangan, berkeringat di malam hari, atau penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya,” ujar dr. Sri Nowo Retno.

Selain deteksi dini, kebijakan pemerintah juga menekankan pada pencegahan melalui Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi mereka yang terdiagnosis Infeksi Laten TBC (ILTB).

Langkah ini sejalan dengan Strategi Nasional 2020-2024, yang mengombinasikan upaya penemuan dan pengobatan aktif dengan strategi pencegahan.

Pelaksanaan ACF TBC di Kota Bogor didukung oleh berbagai perangkat daerah dan lintas sektor, yang berperan dalam mobilisasi peserta skrining serta menjaga keamanan dan ketertiban selama kegiatan berlangsung.

“Kami berharap melalui program ini, semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam upaya eliminasi TBC. Jika kita bisa menemukan dan mengobati penderita lebih awal, maka rantai penularan dapat kita putus, sehingga kasus baru bisa ditekan,” tambah dr. Sri Nowo Retno.

Dengan berbagai upaya ini, Dinkes Kota Bogor optimis bahwa target Eliminasi TBC 2030 dapat tercapai, menjadikan Kota Bogor sebagai wilayah yang lebih sehat dan bebas dari ancaman penyakit menular ini.RLS

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Dedie dan Jenal Tekankan Semangat Juang Pemuda di Sektor Pertanian

29 October 2025 - 11:39 WIB

Dedie Rachim Resmikan Jalan Penghubung Dua Kelurahan

27 October 2025 - 22:39 WIB

Pengawas Koperasi Merah Putih Diberi Pelatihan

27 October 2025 - 22:35 WIB

Dedie Rachim Apresiasi Busuratin

27 October 2025 - 08:39 WIB

Pemkot Bogor Tanamkan Kesadaran Masyarakat Lewat Aksi Bersih

24 October 2025 - 20:48 WIB

Trending on Bogoh Ka Bogor