Bima: Situ Gede Bakal Jadi Pusat Ekowisata

Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bogor nomor urut 3, Bima Arya – Dedie A Rachim berkomitmen akan menghidupkan kembali potensi kawasan wisata Setu Gede, Kota Bogor, untuk menjadi pusat Ekowisata.Komitmen ini dimantapkan untuk membangkitkan gairah perkonomian warga sekitar Situ Gede.
Menurut Bima Arya untuk menjadikan kawasan Situ Gede menjadi pusat Ekowisata masih terdapat beberapa kendala diantaranya akses jalan yang kurang memadai dan kewenangan yang berada di Kehutanan masih perlu di koordinasikan.
“Potensi di sini kan sangat besar, namun kendalanya cuma 2. Pertama akses jalan masuk menuju lokasi yang kurang memadai dan yang kedua ini kewenangan dari Kehutanan yang disini kita harus kordinasikan. Jadi yang paling penting itu mencoba pelebaran jalan dan menata infrastruktur disini dulu,” ungkap Bima saat melakukan kunjungan kampanye di wilayah Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jumat (23/3/2018) siang.
Ekowisata atau Ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Kedepan destinasi wisata tersebut akan berisi wisata pertanian, wisata air, dan wisata kampung budaya. Dalam kesempatan yang sama, Dedie A Rachim yang merupakan pasangan dari Bima Arya menambahkan, selain sarana dan prasaranan yang harus memadai, menurut dia perlu adanya bantuan permodalan bagi warga sekitar untuk menjalankan usaha di sekitar kawasan Setu Gede.
“Potensinya sangat besar karena akan menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Persoalan ini harus dikaji terlebih dahulu oleh profesional. Cuma tantangan terbesar ialah akses, kedua sarana dan prasarana. Dan yang paling penting itu permodalan bagi warga sekitar,” kata Dedie, yang juga mantan pejabat KPK.
Selain Ekowisata, kawasan Setu Gede juga memiliki potensi kuliner yang bisa menjadi buah tangan bagi para wisatawan, yakni Dodol Talas. Pengolahan dodol dengan berbahan baku talas itu kompak digarap Kelompok Wisata Tani (KWT) Sawargi dan ibu-ibu PKK.
Reporterpratama