Menu

Dark Mode
Heboh Kematian Misterius Influencer Menawan Taiwan di Malaysia Sony Rilis Cloud Streaming, Main Game di PlayStation Portal Tak Perlu Konsol PS5 Lagi Bos Nvidia Yakin China Akan Kalahkan AS dalam Perlombaan AI PPATK Sebut Transaksi Judol Anjlok 57% Jadi Rp 155 Triliun Viral App Permissions Gojek Soal Contacts, Pengguna Tak Perlu Khawatir 3 Astronot China Terdampar di Antariksa, Pesawat Diduga Rusak

Kabar Politik

Stop Politik Uang dan Sara

badge-check


					Stop Politik Uang dan Sara Perbesar

PILWALKOT ITU AJANG ADU GAGASAN

Pilwalkot Bogor itu ajang adu ide dan program dari masing-masing paslon (pasangan calon) Walikota-wakil walikota Bogor. Jangan sampai proses demokrasi tercoreng, hanya karena lebih banyak membahas isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Demikian ditegaskan cawalkot Bima Arya usai mengikuti Deklarasi Tolak dan Lawan Politik Uang dan Politisasi SARA, Rabu (14/2/2018).

“Sangat tidak pas memainkan isu SARA dalam pilkada. Terpenting adalah beradu gagasan. Itu yg penting. Pilkada yang kita impikan adalah Pilkada yang berbasis gagasan,” ungkap Bima didampingi Dedie, usai deklarasi damai bersama Panwaslu di Hotel Pangrango, Kota Bogor.

Dengan adu gagasan, Bima berharap memberi peluang bagi warga Kota Bogor untuk memilih calonnya berdasarkan visi dan misinya. “Jika itu terjadi, itu luar biasa nikmatnya dan indahnya proses demokrasi kita. Intinya, kami siap berbagi gagasan,” terang pria kelahiran Bogor, 17 Desember 1972 itu.

Ia menambahkan, munculnya wacana kepala daerah dipilih oleh DPRD pada 2014 lalu karena maraknya politik uang dan konflik di daerah karena Pilkada. “Waktu itu banyak yg tidak setuju. Akhirnya sepakat bahwa pilkada masih dilakukan secara pemilihan langsung. Tapi dengan catatan adanya perbaikan pada politik uang dan politisasi SARA,” terangnya.

Makanya, apa yang dilakukan Panwaslu dalam deklarasi ini merupakan sebuah partisipasi dalam mewujudkan demokrasi yang berkualitas.

“Nah ini sebetulnya komitmennya. Tinggal bagaimana di lapangan ini bisa disepakati dengan konsisten. Pengawasnya konsisten, pelaksananya konsisten, paslon dan timnya konsisten,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Panwaslu Kota Bogor, Yustinus Elias, mengatakan politik uang dan politisasi SARA dalam Pilkada merupakan ancaman besar bagi demokrasi dan kedaulatan rakyat.

“Panwaslu mengajak pemilih untuk menentukan pilihannya secara cerdas berdasarkan visi, misi dan program kerja, bukan karena politik uang dan SARA,” jelasnya.

Dalam acara ‘Deklarasi Tolak dan Lawan Politik Uang dan Politisasi SARA’, pasangan nomor urut 1 dihadiri hanya oleh Ahmad Ru’yat, nomor dua Edgar-Syefwelly, pasangan nomor urut tiga dihadiri oleh Bima Arya-Dedie A Rachim dan nomor 4 hanya dihadiri oleh Dadang Danubrata.

reporterpratama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Adityawarman Petik Pesan Penting dari Menteri LH

20 October 2025 - 15:38 WIB

Bangun Lapas Baru, Kalapas Minta Dukungan DPRD Kota Bogor

14 October 2025 - 19:55 WIB

Pembahasan Raperda Inisiatif Pelindungan Guru, Rampung

1 October 2025 - 23:29 WIB

Banggar DPRD Kuliti Anggaran RSUD Kota Bogor

1 October 2025 - 23:25 WIB

Percepat Proses Pencairan Bantuan Pesantren, Pemkot Bogor Didesak Segera Bentuk Timsus

28 September 2025 - 18:15 WIB

Trending on Kabar Politik