Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menghibahkan dana sebesar Rp 10 miliar kepada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Dana sebesar itu dialokasikan untuk membebaskan lahan bakal reservoar atau Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) di Katulampa.
“Alhamdulillah setelah 6 tahun atau di 2016 ini ada bantuan dari pemerintah pusat terkait dengan upaya pencapaian universal akses pelayanan 100 persen di tahun 2019 mendatang. Jadi Kota Bogor telah memiliki kemampuan menyediakan pelayanan air bersih di angka 82,5 persen, dan ini berarti tinggal 17,5 persen hingga tahun 2019,” ungkap Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman usai meninjau reservoar Katulampa akhir pekan kemarin.

Artinya, kata Usmar, penambahan infrastruktur seperti reservoar, pipa induk dan lainnya kini tengah dikejar oleh PDAM dan juga oleh Pemkot Bogor. “Karena yang rencana reservoar di Katulampa ini direvisi dari 2X5 ribu liter per detik karena gagal lelang menjadi hanya 1X5 ribu plus perpanjangan pipa induk,” tuturnya.
Oleh karena itu, Usmar berharap agar reservoar itu dapat secepatnya terealisasi tahun 2016 ini. Sehingga proses pengelolaan kapasitas 600 liter per detik dari Katulampa bisa segera beroperasi di tahun 2017-2018. Dengan demikian, bisa melayani pesatnya pertumbuhan terutama di kawasan utama Kota Bogor mulai dari sekitar Bogor Timur hingga ke Bogor Utara.
“Inilah yang ingin saya pastikan walaupun proses lelang untuk reservoar ini sedang berjalan, tapi untuk lelang WTP-nya di pusat. Karena berasal dari APBN dengan kucuran dana sekitar Rp 70 miliar, dan bantuan untuk reservoar dari DAK Kemenpu PR sekitar Rp 45 miliar,” terang Usmar seraya menambahkan bahwa program itu simultan untuk satu kebutuhan dengan ouput untuk dapat meningkatkan kapasitas debit air sebesar 600 liter per detik untuk melayani bagian utara Kota Bogor. #Aysa