Menu

Dark Mode
Asus Rilis RTX 5060 Ti 16G EVO, Lebih Ramping dengan Sirip Heatsink Berbeda Ludes! Robot Anjing Wajah Elon Musk & Mark Zuckerberg Terjual Rp 1,5 M Lolong: Buaya Terbesar di Dunia yang Pernah Diukur Hidup China Sukses Buat Prototipe EUV, Siap Produksi Chip 2nm Nvidia Perbarui GPU AI RTX Pro 5000 Blackwell, VRAM Naik 50 Persen Elon Musk Jadi Orang Pertama di Dunia dengan Kekayaan Rp 10.000 Triliun

Kabar Bogor

1.849 Kasus Stunting Ditemukan di Kota Bogor

badge-check


					Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqien. (foto: Kominfo Kota Bogor) Perbesar

Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqien. (foto: Kominfo Kota Bogor)

Di Kota Bogor ada sekitar 1.849 kasus stunting (hasil bulan penimbangan bayi). Melihat kondisi tersebut Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berjanji untuk mengentaskan kasus stunting secara bertahap.

Seperti kasus yang dialami bayi berusia 4 bulan berinisial A yang merupakan warga Kecamatan Bogor Barat.  Saat lahir, berat badannya 2,7 kilogram, hingga usianya 4 bulan belum juga mengalami penambahan berat badan. Idealnya, di usia 4 bulan bayi baru lahir sudah memiliki berat di atas 3 kilogram.

Namun ternyata, ada faktor yang menyebabkan bayi tersebut kekurangan gizi. Pertama, yakni faktor kesehatan sang ibu yang sedang alami anemia dan sedang mengonsumsi obat-obatan.

Sehingga air susu ibu (ASI) yang harusnya diberikan kepada sang anak diganti dengan susu formula. Namun susu formula yang diberikan kepada sang anak pun diluar takaran yang sesuai.

“Sekarang pemerintah mencoba membantu dengan memberikan susu dan sembako. Tapi dengan syarat ibunya harus sehat dulu dan bisa memberikan ASI kepada bayinya,” terang Jenal Mutaqin saat mengunjungi, Senin (25/8/2025).

Bahkan untuk ibunya yang sedang sakit, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sambung Jenal Mutaqin, akan memfasilitasi pengobatan hingga sehat kembali. Tentu lewat kader puskesmas dan posyandu.

“Nanti ibunya bisa kontrol langsung ke RSUD Kota Bogor diantar oleh puskesmas dan pak RW. Kita pastikan ibunya sehat dulu,” kata Jenal Mutaqin yang juga Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kota Bogor itu.

Selain itu, anak kedua dari ibu tersebut juga harus putus sekolah, yang disebabkan karena faktor ekonomi.

Namun, karena keinginan kuat sang anak untuk bersekolah, Jenal Mutaqin langsung mendaftarkan anak tersebut ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdekat. Dan mulai esok hari anak tersebut sudah bisa bersekolah kembali.

“Mungkin baru ini (kasus) yang saya temukan, dan masih banyak kasus lainnya. Namun semua harus bersama-sama memberikan informasi dan bantuan,” ungkapnya. Rizki Mauludi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Pesta Perak Kompra 25 Dibanjiri Ribuan Pramuka

20 December 2025 - 10:37 WIB

ADEV Salurkan Zakat Perusahaan Bareng PWI

19 December 2025 - 14:09 WIB

Bahas Konektivitas Transportasi, Kadishub Kota Bogor Jadi Narsum di OBSSESI

15 December 2025 - 07:31 WIB

Januari 2026, Dishub Kota Bogor Hapus Angkot Usia 20 Tahun

15 December 2025 - 06:42 WIB

Gara-gara Parfum Meledak, Gudang Kosmetik di Bogor Terbakar

15 December 2025 - 05:43 WIB

Trending on Kabar Bogor