Sejak kemunculan pertamanya, ponsel lipat atau foldable phone sering kali mendapat stigma sebagai perangkat yang rentan rusak dan tidak awet.
Kekhawatiran itu muncul karena desainnya yang unik, mengandalkan layar fleksibel dan engsel lipat, dianggap lebih mudah mengalami kerusakan dibanding ponsel konvensional.

Namun, benarkah anggapan tersebut masih relevan dengan teknologi HP lipat masa kini? Untuk memahami apakah kekhawatiran soal ketahanan HP lipat masih beralasan.
Mengulas dari bagaimana produsen meningkatkan daya tahannya, hasil uji lipat dari berbagai lembaga independen, serta faktor penggunaan sehari-hari yang paling memengaruhi umur perangkat.
Mitos 1: HP Lipat mudah pecah karena layar lentur dan engsel
Salah satu mitos paling populer soal ponsel lipat adalah anggapan bahwa layarnya mudah pecah atau rusak karena sering dilipat.
Kekhawatiran ini wajar, mengingat layar fleksibel memiliki struktur berbeda dengan panel kaca konvensional. Namun, teknologi terbaru menunjukkan kemajuan signifikan.
Mengutip dari Kompas, Samsung Galaxy Z Fold 7 kini menggunakan material Ultra Thin Glass (UTG) yang diklaim 50 persen lebih tebal dari generasi sebelumnya, serta bingkai aluminium Advanced Armor yang lebih kokoh.
Engselnya pun memakai teknologi baru bernama Armor FlexHinge, yang mampu menahan tekanan lipatan secara merata. Masih dari laporan yang sama, Samsung mengklaim Z Fold 7 telah lolos uji ketahanan lipatan hingga 500.000 kali oleh lembaga sertifikasi Bureau Veritas.
Jika dikalkulasikan, perangkat ini bisa bertahan sekitar 10 tahun dengan asumsi 100 kali buka-tutup per hari. Klaim tersebut juga diperkuat dengan hasil pengujian independen oleh laman Tom’s Guide, yang menyebut durabilitas Fold 7 meningkat drastis dibanding model terdahulu.
Meski begitu, hasil uji dunia nyata tidak selalu identik dengan uji laboratorium. Dalam uji ekstrem yang dilakukan oleh seorang kreator YouTube bernama MrKeybrd, sebagaimana dirangkum Android Authority, ditemukan bahwa setelah sekitar 75.000 lipatan, engsel mulai mengeluarkan suara berdecit dan beberapa komponen seperti speaker mengalami gangguan. Artinya, meski daya tahannya meningkat, pengguna tetap perlu berhati-hati terhadap faktor eksternal seperti debu atau cairan yang bisa merusak mekanisme lipatan.
Mitos 2: HP lipat tidak awet karena engsel cepat aus
Mitos berikutnya adalah soal ketahanan engsel yang dianggap cepat aus. Faktanya, sebagian besar produsen besar kini justru berfokus memperkuat bagian tersebut.
Dilansir dari laman The Verge, hasil uji ketahanan menunjukkan Samsung Galaxy Z Flip 5 mampu bertahan hingga sekitar 401.000 kali lipatan sebelum menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Angka ini menempatkan Flip 5 sebagai salah satu perangkat paling tangguh di kelasnya.
Sementara itu, menurut SamMobile, Galaxy Z Fold 7 membawa engsel generasi ketiga yang diklaim lebih ringan namun lebih kuat, dengan rancangan multi-rail untuk mendistribusikan tekanan saat dilipat.
Klaim tersebut sejalan dengan pengujian internal Samsung yang menargetkan daya tahan lebih lama dari siklus penggunaan normal pengguna.
Meski demikian, menurut laporan Android Authority, uji laboratorium ini tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi harian.
Komponen lain seperti sambungan layar, speaker, atau sistem pendingin tetap berpotensi rusak lebih cepat akibat keausan atau paparan lingkungan.
Maka dari itu, pengguna tetap disarankan memahami batasan garansi dan memperhatikan prosedur perawatan engsel, termasuk menjaga kebersihannya dari debu dan pasir halus.
Sumber: kompas.com














