Menu

Dark Mode
Move-on dari Mantan, Wanita Ini Nikahi Karakter AI Bikinannya Sendiri OpenAI Rilis ChatGPT Khusus untuk Guru dan Sekolah Google Rilis AI Gemini Nano Banana Pro: Edit Gambar Makin Mirip Asli Misi Besar Komdigi: Mengamankan 60% Pengguna Internet Muda Indonesia Copy-Paste di Windows 11 Kini Dilengkapi AI Penyelundupan GPU Nvidia ke China Terbongkar, Empat Orang Diadili

Kabar Lifestyle

Live Shopping Bikin E-commerce di Indo Cuan Besar, Nilai Transaksinya Tembus Rp 43 Triliun

badge-check


					Pemerintah konsisten mendorong UMKM naik kelas. Salah satunya melalui inisiatif UMKM Go Digital, sebuah gerakan untuk mengajak pelaku usaha memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan bisnis mereka.(Foto: DOK. Shutterstock/Chay_Tee.) Perbesar

Pemerintah konsisten mendorong UMKM naik kelas. Salah satunya melalui inisiatif UMKM Go Digital, sebuah gerakan untuk mengajak pelaku usaha memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan bisnis mereka.(Foto: DOK. Shutterstock/Chay_Tee.)

Live shopping menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan sektor e-commerce di Indonesia pada 2025. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2025, transaksi video commerce tercatat meningkat signifikan hingga mencapai 2,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 43,4 triliun, naik 90 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini turut memperkuat posisi e-commerce sebagai kontributor terbesar dalam ekonomi digital Indonesia, dengan nilai GMV yang diperkirakan menembus 71 miliar dollar AS tahun ini.

Video commerce dorong e-commerce Indonesia naik pesat

Video commerce, atau konten video yang dibuat khusus untuk mempromosikan dan menjual produk secara online, kini memegang peran strategis dalam ekosistem e-commerce Indonesia.

Format ini mencakup berbagai bentuk konten visual, termasuk sesi live streaming pada platform e-commerce, yang memungkinkan penjual mendemonstrasikan produk secara langsung dan interaktif kepada konsumen.

Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, menyebut video commerce sebagai “mesin” yang mengakselerasi pertumbuhan sektor e-commerce nasional. Ia menegaskan bahwa perkembangan ekosistem penjual turut mendukung tren ini.

“Peningkatan volume transaksi di Indonesia didukung oleh peningkatan ekosistem penjual dan juga toko yang berkembang sangat pesat, yakni 75 persen dari tahun ke tahun. Jumlah total penjual dan toko juga diperkirakan mencapai 800.000 di seluruh Indonesia,” ujar Vero.

Peningkatan transaksi video commerce tersebut mencapai 90 persen year-on-year, dengan total nilai 2,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 43,4 triliun pada tahun 2025.

Tren konsumsi konten belanja berbasis video juga meningkat signifikan. Menurut laporan, waktu yang dihabiskan konsumen untuk menonton video terkait belanja melonjak lebih dari 400 persen dalam satu tahun terakhir.

“Ini menandakan bahwa audience tidak hanya menonton, mereka juga adalah konsumen yang punya intensitas tinggi. Biasanya dalam fase research atau sedang mengambil keputusan belanja,” jelas Vero.

Lima sektor digital lain juga bertumbuh

Selain e-commerce, sejumlah sektor digital lain di Indonesia pada 2025 juga mencatat pertumbuhan signifikan. Pada kategori transportasi dan layanan pesan antar makanan, nilai transaksi mencapai 10 miliar dollar AS, tumbuh 13 persen dari tahun ke tahun.

Veronica Utami menilai sektor ini menunjukkan “ketahanan dan stabilitas luar biasa dalam perilaku konsumen,” menandakan tingginya frekuensi penggunaan layanan mobilitas dan pemesanan makanan secara digital.

Pertumbuhan serupa juga terlihat pada sektor online travel, yang bangkit seiring pulihnya mobilitas masyarakat dan pariwisata. Kategori ini tergabung dalam sektor yang sama-sama mengalami kenaikan 13 persen YoY, mencerminkan peningkatan kebutuhan perjalanan yang stabil.

Pada sektor media online, yang mencakup gaming, periklanan digital, musik, dan layanan video on demand, nilai ekonominya mencapai 9 miliar dollar AS dengan pertumbuhan 16 persen YoY. Peningkatan ini menunjukkan pergeseran konsumsi masyarakat ke konten digital yang semakin beragam.

Di sisi lain, layanan keuangan digital (Digital Financial Services/DFS) mengalami lonjakan paling besar, dengan Gross Transaction Value mencapai 538 miliar dollar AS atau sekitar Rp 8.999 triliun, tumbuh 27 persen YoY.

Lonjakan ini terutama didorong oleh adopsi pembayaran digital berbasis QRIS. “Angkanya sangat masif dan ini menjadikan status kita sebagai pasar pembayaran digital terbesar di Asia Tenggara,” ujar Vero.

Sementara itu, sektor digital lending juga menunjukkan pertumbuhan pesat. Nilai saldo buku pinjaman diproyeksikan tumbuh 29 persen antara 2024 dan 2025, menggambarkan tingginya adopsi layanan pinjaman berbasis teknologi dan meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap solusi finansial digital.

Dengan seluruh sektor tersebut, nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.672 triliun. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Sumber: kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Move-on dari Mantan, Wanita Ini Nikahi Karakter AI Bikinannya Sendiri

21 November 2025 - 19:06 WIB

OpenAI Rilis ChatGPT Khusus untuk Guru dan Sekolah

21 November 2025 - 19:00 WIB

Google Rilis AI Gemini Nano Banana Pro: Edit Gambar Makin Mirip Asli

21 November 2025 - 18:49 WIB

Misi Besar Komdigi: Mengamankan 60% Pengguna Internet Muda Indonesia

21 November 2025 - 18:33 WIB

Copy-Paste di Windows 11 Kini Dilengkapi AI

21 November 2025 - 18:30 WIB

Trending on Kabar Lifestyle