Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia banyak berdiri di Kota Bogor. Namun sayangnya koperasi tersebut tak berkembang. Hal tersebut dikatakan Chaerudin Manaf, Dosen Universitas Pakuan aaat menjadi pemateri pelatihan rutin tematik yang digelar Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Bogor, di salah satu resto di Kota Bogor, Jumat (17/7/2020).
“Koperasi mudah didirikan, namun sayangnya mereka tidak berkembang, stag dan akhirnya mati. Banyak hal yang menyebabkan hal tersebut, salahsatunya tidak dijalankannya penyusunan laporan keuangan koperasi,” kata Chaerudin.

Dia menambahkan, kebanyakan koperasi kesulitan menyusun laporan keuangan koperasi, terlebih lagi masih menggunakan sistem manual.
“Kami mengajarkan bagaimana caranya menyusun laporan keuangan koperasi dengan sistem digitalisasi program exel. Sistem ini bisa tersusun dengan otomatis, memudahkan pengurus koperasi dalam menyusun laporan keuangan,” katanya.
Hal senada dituturkan Ketua Dekopinda Kota Bogor, Jajat Sudrajat. Menurutnya, sudah menjadi tugas Dekopinda Kota Bogor memberikan pembinaan kepada koperasi, agar bisa berkembang dan tak mati suri.
“Pelatihan rutin ini kami laksanakan, agar koperasi koperasi di Kota Bogor mengerti cara penyusunan laporan keuangan koperasi. Sehingga ke depan koperasi tak lagi mengalami kesulitan dalam mengembangkan koperasinya,” kata Jajat.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi Samson Purba, berharap kegiatan yang bersifat pembinaan bisa rutin dilaksanakan. Jika memang tak memungkinkan dalam pertemuan tatap muka, pembinaan bisa dilakukan dengan digital atau online.
“Kita paham di tengah pandemi, tatap muka dibatasi. Untuk itu manfaatkan secara online. Untuk langkah koperasi, sekarang tengah digodog perda koperasi di DPRD. Semoga dengan terbitnya perda koperasi, semua bisa berjalan dan berkembang meski di tengah pandemi,” kata Samson.
Reporterpratama
Editor aldhoherman