Perusahaan ikonik asal Amerika Serikat, Eastman Kodak Co., yang pernah merevolusi dunia fotografi amatir, kini menghadapi ancaman kebangkrutan setelah lebih dari 130 tahun beroperasi.
Dalam laporan keuangan kuartal kedua yang dirilis Senin (11/8/2025) dan disampaikan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Kodak mengungkapkan adanya “keraguan substansial” atas kemampuan perusahaan untuk terus beroperasi.

Perusahaan berbasis di Rochester, New York itu mencatat kerugian dan menanggung utang lebih dari 470 juta dolar AS (sekitar Rp 7,5 triliun)
“Kodak memiliki utang yang jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan dan tidak memiliki pembiayaan atau likuiditas yang cukup untuk membayarnya sesuai dengan ketentuan saat ini,” tulis perusahaan dalam dokumennya.
Untuk menyelamatkan keuangan, Kodak memangkas pengeluaran dengan program pensiun demi membayar utang, serta berencana memusatkan usaha pada sektor bahan dan kimia canggih.
Chief Financial Officer David Bullwinkle menegaskan bahwa perusahaan akan mencari kepastian cara memenuhi kewajiban utang pada Jumat (15/8/2025) mendatang.
“Kami akan terus fokus mengurangi biaya dan mengubah investasi menjadi pertumbuhan jangka panjang,” ujar Bullwinkle, dikutip KompasTekno daru USA Today, Kamis (14/8/2025).
Jim Continenza, Executive Chairman dan CEO Kodak, mengatakan tarif impor tidak berdampak signifikan pada bisnis karena banyak produk perusahaan diproduksi di dalam negeri, seperti pelat cetak, film, mesin cetak inkjet, tinta, dan bahan baku farmasi.
Krisis keuangan
Kodak berdiri pada 1889 oleh George Eastman, dan dikenal luas setelah meluncurkan kamera Kodak 1 pada 1888 yang membuat fotografi bisa diakses masyarakat umum.
Seri Kodak Brownie pada 1900 semakin mempopulerkan fotografi rumahan, diikuti peluncuran kamera berwarna pada 1920-an hingga 1930-an. Bahkan, Kodak memperkenalkan kamera digital pertama di dunia pada 1975.
Namun, kejayaan tersebut meredup seiring pergeseran industri ke fotografi digital. Perusahaan ini pernah mengajukan kebangkrutan pada 2012, kemudian berupaya bertahan dengan mengalihkan fokus ke bisnis kimia khusus dan farmasi.
Pada kuartal kedua yang berakhir 30 Juni 2025, Kodak membukukan pendapatan konsolidasi sebesar 263 juta dolar AS, turun 4 juta dolar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Laba kotor anjlok 12 persen, sementara saldo kas turun menjadi 155 juta dolar AS—merosot hampir 23 persen sejak akhir Desember.
Sumber: kompas.com