Para pengendara yang melintasi Kota Depok harus mewaspadai adanya genangan air atau banjir, karena saat ini mulai musim hujan.
Pihak Satuan Lalu Lintas Polres Metro Depok memetakan ada enam titik rawan banjir yang kerap mengganggu arus lalu lintas saat hujan mengguyur Kota Depok.
Pemetaan ini dilakukan, mengingat saat ini musim kemarau sudah menjelang akhirnya, dan bersiap menghadapi musim hujan.
Kasat lantas Polres Metro Depok, Kompol Andi M Indra Waspada, mengungkapkan bahwa ada enam titik rawan banjir yang sudah dipetakan oleh pihaknya.

Indra merinci enam titik itu adalah titik pertama di Jalan Arif Rahman Hakim. Di jalan ini kerap terjadi banjir dengan ketinggian kurang lebih 50 cm saat hujan turun.
“Bilamana curah hujan tinggi akan mengakibatkan genangan air setinggi kurang lebih 50 cm, dan akan mengakibatkan perlambatan percepatan 10 km per jam sampai 5 km per jam, bila hujan berhenti maka genangan air langsung surut,” ujarnya pada wartawan, Selasa (6/10/2020).
Baca juga:Positif Covid, 9 Pegawai Kejaksaan Kota Bogor Diisolasi
Lokasi titik rawan banjir kedua adalah di Jalan Raya Margonda, tepatnya di depan SPBU Simpang Juanda.
“DI lokasi ini genangan setinggi 30 cm lebih. Titik tersebut adalah titik terendah dan drainase tidak berjalan dengan baik, bila curah hujan berhenti maka genangan air langsung surut,” katanya.
Lalu, lokasi ketiga masih di Jalan Raya Margonda, tepatnya di Toko Mitra 10. Andi mengatakan di lokasi ini genangan air mencapai ketinggian kurang lebih 30 cm.
“Titik ke-4 depan Pura Kelapa Dua, ketinggian air kurang lebih 25 cm. Hal tersebut terjadi karena curah hujan tinggi dan dapat mengganggu arus lalin dari arah PAL menuju jalan layang UI,” imbuhnya.
Titik kelima, adalah di Perumahan Taman Duta yang sudah menjadi ‘langganan’ banjir setiap tahunnya .
“Pada titik lokasi tersebut volume air tinggi dikarenakan titik lokasi tersebut rendah dan berada tepat disamping aliran air. Bilamana curah hujan deras dan debit air tidak tertampung pada saluran air. Air akan meluap ke jalan ketinggian air kurang lebih 10 cm. Bilamana hujan reda dan berhenti untuk drainase tidak berfungsi dengan baik dikarenakan sekitar satu hari barulah jalan kering kembali,” kata Indra.
Lokasi terakhir yang menjadi titik keenam berada di Jalan Siliwangi, tepatnya di depan tempat pencucian melati.
Karena di lokasi ini merupakan lokasi terendah ketika curah hujan lebat berpotensi terjadi genangan air setinggi kurang lebih 20 cm. Hal itu disebabkan drainase dan gorong-gorong pada titik tersebut tersumbat sampah yang dari arah Margonda.
Sumber: Tribun Jakarta
Editor: Adi Kurniawan