Menu

Dark Mode
Ini Peran Strategis PKK Menurut Yantie Rachim Kelinci ‘Frankenstein’ dengan Wajah Bertentakel Gegerkan AS Indosat Jadi Pionir Penggunaan AI dan 5G di RI Atasi Penipuan Digital Satelit Nusantara Lima Meluncur September, Hubungkan Ribuan Pulau RI ChatGPT Aplikasi No. 1 di App Store, Elon Musk Marah dan Ancam Tuntut Apple MenLH : Indonesia Komitmen Tangani Polusi Plastik

Bogoh Ka Bogor

Ini Peran Strategis PKK Menurut Yantie Rachim

badge-check


					Ketua TP PKK Kota Bogor Yantie Rachim. (Foto : Kominfo Kota Bogor). Perbesar

Ketua TP PKK Kota Bogor Yantie Rachim. (Foto : Kominfo Kota Bogor).

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor, Yantie Rachim, menegaskan pentingnya peran PKK di tingkat kecamatan dan kelurahan sebagai ujung tombak gerakan pemberdayaan masyarakat. Hal itu disampaikan Yantie usai melantik Ketua TP PKK Kecamatan Bogor Tengah, Bogor Timur, dan Tanah Sareal sekaligus Pengukuhan Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Bunda Literasi di Aula Kantor TP PKK, Rabu (13/8/2025).

“Peran Ketua TP PKK di tingkat kecamatan dan kelurahan berperan strategis dalam mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang, mulai dari kesehatan, pendidikan, ketahanan keluarga, hingga peningkatan ekonomi. Ketua TP PKK wilayah diharapkan menjadi penggerak utama yang mampu menyinergikan berbagai program dengan lintas sektor demi kesejahteraan warga,” kata Yantie.

Dalam hal Bunda PAUD, Yantie Rachim mengangkat isu transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. Ia menyoroti kecenderungan sebagian orang tua yang mendorong anak usia TK untuk sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung), padahal pada usia tersebut anak-anak seharusnya lebih banyak bermain, mengenal alam, dan berinteraksi dengan lingkungan secara langsung.

“Kalau anak-anak dibebani untuk belajar terlalu dini, itu akan memengaruhi karakter dan emosi mereka. Apalagi jika di usia tersebut mereka sudah diberikan gadget,” jelas Yantie Rachim.

Ia menekankan bahwa tugas Bunda PAUD adalah mengubah pola pikir orang tua agar tidak memaksakan kemampuan akademis di usia dini, melainkan memberi ruang tumbuh yang sehat bagi anak.

Sementara itu, sebagai Bunda Literasi, ia juga menyampaikan data UNESCO yang menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen, atau 1 dari 1.000 orang yang rajin membaca.

“Ini menjadi pekerjaan rumah kita. Bunda Literasi harus mampu mengajak anak-anak ke perpustakaan, toko buku, atau museum, dan menumbuhkan kebiasaan belajar melalui membaca, tanpa memberi tekanan yang berlebihan sejak dini,” tegasnya. Haris Al Basith

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Simoncer, Kawal Graduasi Program PKH

13 August 2025 - 09:41 WIB

Obesitas, Jenal Mutaqin Semangati Intan

13 August 2025 - 06:26 WIB

Dedie Rachim Lepas 100 Siswa Insantama

12 August 2025 - 21:49 WIB

Pemkot Bogor Luncurkan KPM, Bansos Korban Bencana Diklaim Lebih Cepat

12 August 2025 - 18:58 WIB

Dua Kali Raih Predikat Nindya dalam KLA 2025, Kota Bogor Komit Jaga Hak Anak

9 August 2025 - 22:05 WIB

Trending on Bogoh Ka Bogor