Menu

Dark Mode
Wakil Wali Kota Bogor: Pemain Harus Jaga Sportivitas Wujudkan Bogor Lancar, Jenal Mutaqin Belanja Masalah di Dishub Dedie Rachim: Siap Terus Bangun Kampung Tematik dan Wisata Usai Dilantik, Pengurus DPTD PKS Kota Bogor 2025-2030 Siap Penuhi Target Partai Rose Blackpink Menang Song of The Year MTV VMA 2025, Ini Detail Gaunnya Ibu Rumah Tangga Vs Ibu Pekerja, Siapa yang Lebih Rentan Stres?

Kabar Lifestyle

Ibu Rumah Tangga Vs Ibu Pekerja, Siapa yang Lebih Rentan Stres?

badge-check


					Ibu rumah tangga dan ibu pekerja menghadapi tekanan yang berbeda. Lalu, siapa yang lebih rentan stres? Simak penjelasan ahli berikut ini.(Dok. Freepik/pressfoto, Dok. Freepik/freepik) Perbesar

Ibu rumah tangga dan ibu pekerja menghadapi tekanan yang berbeda. Lalu, siapa yang lebih rentan stres? Simak penjelasan ahli berikut ini.(Dok. Freepik/pressfoto, Dok. Freepik/freepik)

Peran perempuan dalam rumah tangga sering dihadapkan pada dilema, apakah lebih berat menjadi ibu rumah tangga penuh waktu atau ibu pekerja?  

Keduanya memiliki tantangan yang berbeda, tapi sama-sama bisa memengaruhi kesehatan mental.

Menurut Dr. RC Jiloha, Senior Konsultan Psikiatri di Paras Hospitals, Gurugram, kesehatan mental, baik yang bekerja maupun ibu rumah tangga, dipengaruhi banyak faktor.  

“Ada alasan biologis, sosial, dan budaya yang membuat perempuan lebih rentan mengalami gangguan mental. Setiap peran, baik sebagai ibu rumah tangga maupun pekerja, memiliki tekanan masing-masing,” ujar Jiloha, dilansir dari Hindustan Times, Senin (8/9/2025). 

Tantangan mental ibu rumah tangga

Menjadi ibu rumah tangga sering dianggap sebagai peran penuh waktu tanpa jeda. Mereka mengurus anak, mengelola rumah, dan terkadang merawat orangtua atau mertua. 

Namun, peran tersebut jarang mendapatkan apresiasi. 

“Pekerjaan rumah tangga kerap dianggap kewajiban, bukan sesuatu yang perlu dihargai. Hal ini membuat banyak ibu rumah tangga merasa tidak puas dan mudah cemas,” kata Jiloha. 

Selain itu, banyak ibu rumah tangga menghadapi isolasi sosial. Kurangnya interaksi di luar rumah dapat menimbulkan rasa kesepian.

Pendiri sekaligus psikiater senior di Manasthali, Dr. Jyoti Kapoor menambahkan, kesejahteraan pernikahan juga jadi salah satu faktor yang memicu gangguan kesehatan mental ibu. 

“Banyak ibu rumah tangga yang terjebak dalam pernikahan penuh konflik, mengalami kekerasan domestik, atau ketidakpuasan seksual. Semua ini bisa menjadi pemicu depresi dan gangguan kecemasan,” jelas Kapoor.

Beban ganda ibu yang bekerja

Di sisi lain, ibu pekerja harus menghadapi beban ganda. Setelah bekerja dengan jadwal yang padat, mereka tetap bertanggung jawab atas urusan rumah tangga. 

Hal ini tentu menjadi tantangan fisik dan mental. Sebab, ibu yang bekerja harus menyeimbangkan peran sebagai karyawan di tempat kerja dan juga sebagai ibu sekaligus istri ketika di rumah. 

“Bahkan saat libur, banyak dari mereka tetap menyelesaikan pekerjaan rumah tangga atau mendampingi anak. Kondisi ini dapat menyebabkan burnout,” jelas Jiloha. 

Burnout biasanya terlihat dari menurunnya produktivitas, cepat lelah, dan bahkan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari.

Siapa yang lebih rentan mengalami stres? 

Stres bisa dialami siapa saja 

Meski sama-sama menghadapi tekanan, para ahli menilai ibu pekerja cenderung memiliki ruang lebih luas untuk berkembang.  

“Seorang ibu pekerja mendapatkan kemandirian finansial, rasa percaya diri, dan kesempatan bersosialisasi di luar rumah. Hal itu membantu mereka lebih tahan terhadap pikiran negatif,” tutur Jiloha. 

Namun, bukan berarti ibu rumah tangga selalu lebih stres. Menurut Kapoor, stres bisa dialami siapa saja, terlepas dari status pekerjaannya.  

“Kita tidak bisa menyimpulkan hanya satu pihak yang lebih tertekan. Stres bisa muncul dari berbagai sumber, baik pekerjaan, keluarga, maupun diri sendiri,” katanya. 

Para ahli sepakat, baik ibu rumah tangga maupun ibu pekerja membutuhkan dukungan emosional dan sosial.

Apresiasi dari pasangan, pembagian peran yang adil di rumah, serta waktu untuk diri sendiri bisa menjadi kunci menjaga kesehatan mental. 

“Setiap perempuan berhak merasa dihargai atas apa yang ia lakukan, baik di rumah maupun di tempat kerja. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sangat penting agar mereka tidak merasa terbebani sendirian,” saran dia.

 Ibu rumah tangga dan ibu pekerja sama-sama menghadapi tantangan yang bisa memicu stres.

Bedanya hanya pada bentuk tekanan yang mereka alami. Ibu rumah tangga rentan terhadap isolasi sosial dan kurangnya apresiasi, sedangkan ibu pekerja rentan menghadapi burnout akibat beban ganda. 

Yang terpenting adalah bagaimana lingkungan, keluarga, dan masyarakat memberikan dukungan yang setara. Dengan begitu, perempuan bisa lebih sehat secara mental dalam menjalankan perannya.

Sumber: kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Rose Blackpink Menang Song of The Year MTV VMA 2025, Ini Detail Gaunnya

8 September 2025 - 15:01 WIB

Fenomena Daddy Issue, Ketika Ayah Tidak Hadir secara Emosional dalam Kehidupan Anak

8 September 2025 - 14:23 WIB

12 Ramalan Cinta Besok Selasa 9 September 2025: Virgo Tulus, Scorpio Jangan Emosi, Gemini Terbuka

8 September 2025 - 14:07 WIB

Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 8-9 September 2025

8 September 2025 - 13:47 WIB

Hiu Besar Serang Peselancar hingga Tewas di Sydney

7 September 2025 - 13:51 WIB

Trending on Kabar Lifestyle