Deretan robot yang dipamerkan Polri dalam HUT Bhayangkara di Monumen Nasional, 1 Juli 2025 lalu, masih menjadi bahan perbincangan.
Terkini, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa belum tidak ada anggaran yang dikeluarkan untuk memamerkan robot-robot tersebut.

“Ya anggarannya enggak pakai anggaran, orang (robot itu) uji coba,” kata Sigit di GOR Universitas Negeri Jakarta, Minggu (6/7/2025).
Sigit menjelaskan, robot itu dipamerkan pada HUT Bhayangkara untuk mengenalkan salah satu teknologi yang akan digunakan polisi.
Ia juga menegaskan, demonstrasi yang dilakukan di hadapan Presiden Prabowo Subianto dan tamunya itu masih dalam proses uji coba.
Sigit tidak bicara banyak mengenai rencana pengadaan ke depan.
Namun, robot ini disebutkan bakal menjadi salah satu alat yang tidak terpisahkan dari kepolisian.
“Tapi ke depan pasti karena di negara-negara modern juga polisi dibantu robot, tentunya kita juga bersiap-siap untuk beradaptasi menyesuaikan dengan kebutuhan ke depan,” kata Sigit.
Berdasarkan temuan di laman internet, robot serupa yang ditampilkan di Monas ini dibanderol dengan harga Rp 56,5 juta hingga Rp 258 juta.
Namun, berdasarkan wawancara dengan salah satu pengembang, satu unit robot ini bisa mencapai Rp 3 miliar.
Harga yang diketahui baru untuk unit robot anjing alias Robodog.
President Director PT EZRA ROBOTICS Teknologi, R Dhannisaka, selaku pengembang, menyebut harga satu unit robodog mencapai miliaran.
“Kalau untuk (model) basic-nya sendiri ya (harga per unit) nyaris Rp 3 miliar lah ya,” ujar Dhanni, saat ditemui di Monas, Selasa (1/7/2025) lalu.
Ia mengatakan, harga robot ini akan meningkat menyesuaikan dengan tambahan fitur yang diinginkan Polri.
Sementara, robot berbentuk manusia alias humanoid ini belum diketahui harganya.
Apa fungsi robot polisi?
Penggunaan robot-robot ini didemonstrasikan dalam HUT Bhayangkara lalu.
Saat itu, robot anjing ini digunakan untuk mendeteksi adanya zat berbahaya yang bocor dari sebuah truk.
Jika jadi digunakan, robot-robot ini akan menjadi yang pertama diturunkan ke medan operasi.
Ketika medannya dirasa berbahaya bagi manusia, robot ini akan diturunkan untuk memeriksa suasana.
Jika asesmen robot menilai tidak ada masalah atau kadar bahaya bisa dikendalikan, pawangnya akan turun menyelesaikan persoalan.
Tidak hanya untuk mendeteksi zat bahaya, robot-robot ini akan digunakan untuk beberapa kebutuhan lainnya.
Misalnya, membantu proses pemantauan di lokasi, memindai pelanggaran lalu lintas, hingga membantu proses pencarian korban bencana di lokasi yang sulit dijangkau.
Anggaran robot tak dibahas
Robot masa depan Polri terus dipertanyakan kebutuhannya di tengah efisiensi anggaran.
Dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI, Polri mengajukan tambahan anggaran senilai Rp 63,7 triliun.
Anggaran ini disebutkan untuk membayarkan gaji pegawai, membiayai proses rekrutmen, hingga menaikkan tunjangan kinerja para personel dan ASN Polri.
Pengadaan robot polisi tidak disinggung dalam raker bersama DPR.
Sumber: nasional.kompas.com