Menu

Dark Mode
Demi Kreator, YouTube Rela Gelontorkan Dana Fantastis Hari Badak Sedunia 2025: Sejarah, Tujuan, dan Cara Merayakannya Ilmuan China observasi atmosfer gunakan “Balon Jimu 1” CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup Robot Humanoid “Booming” di China, Howard Huang Jadi Miliarder Dunia Marak Judi Online, Pakar dan Tokoh Agama Minta Penanganan dari Berbagai Sisi

Headline

Giliran MUI Tangerang Selatan Serukan Boikot Produk Perancis

badge-check


					Giliran MUI Tangerang Selatan Serukan Boikot Produk Perancis Perbesar

Protes kartun Nabi Muhammad SAW masih terus berlanjut. Kartun Rasulullah itu masih terus dipertahankan negara Perancis dan tidak mau dicabut oleh negara terkenal Menara Eiffle tersebut serta segera meminta maaf kepada umat Islam.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangerang Selatan (Tangsel) ikut menyerukan boikot terhadap produk asal negara Prancis. Sebelumnya, seruan boikot sudah lebih dulu disampaikan MUI pusat yang diwakili Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekjen MUI Anwar Abbas dalam keterangan resminya.

Dilansir dari Tribun Jakarta, imbauan boikot produk asal Prancis merupakan bentuk protes tehadap pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang dinilai menghina Nabi Muhammad dan umat muslim.


Baca juga:Protes Kartun Rasulullah, Umat Islam di Medan Injak dan Lindas Poster Presiden Perancis


Sekretaris MUI Tangsel, Abdul Rojak, mencanangkan agar warga Tangsel tidak membeli produk asal Prancis. Hal itu disebutnya sebagai gerakan kesadaran.

“Jadi yang kita lakukan itu sosialisasi dan gerakan kesadaran bagi masyarakat muslim Tangsel, secara pribadi dari keluarga muslim yang ada di Tangsel, yang ada di rumah-rumah untuk tidak membeli produk Prancis. Jadi tidak dengan memaksakan kehendak, enggak. Jadi dengan gerakan membangun kesadaran,” ujar Rojak saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu (31/10/2020).

Menurut Rojak, boikot tersebut merupakan bentuk protes agar menimbulkan efek jera untuk Macron. Dengan menghindari produk Prancis yang memang sudah kadung banyak digunakan masyarakat Indonesia, termasuk Tangsel, Rojak berharap bisa memberikan dampak secara ekonomi yang signifikan.

“Ya kita harus dimulai dari sekarang. Pembelajaran sekaligus efek jera lah, jadi tidak, sebagai masyarakat muslim terbesar di dunia harus bersikap lah. Sebagai pembelajaran sekaligus efek jera lah. Ya sebagai masyarakat muslim terbesar di dunia harus bersikap lah,” tegasnya.
Rojak bahkan menambahkan, jika ada muslim di Tangsel yang tidak mengikuti aksi boikot tersebut, patut dipertanyakan identitasnya.

“Jadi kalau sudah terbangun kesadaran apa lagi melakukan pembiaran, apalagi bersikap individualis itu gak bener itu, perlu dipertanyakan identitas keIslamannya. Kalau dia sudah terjerat sama sekali. Ya minimal sebagai bentuk kecintaan, kepada Nabi Muhammad ya dia enggak membeli produk-produklah,” jelasnya.

sumber tribunjakarta

Editor: Adi Kurniawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Penyelundupan 46,7 Kg Sabu Digagalkan Polda Kalteng

21 September 2025 - 23:06 WIB

Global Ehsan Relief Indonesia dan Yayasan IDEP Selaras Alam Salurkan Donasi ke Bali

21 September 2025 - 21:28 WIB

15.000 Porsi Makan Gratis Dibagikan di Monas

21 September 2025 - 21:06 WIB

5 Pekerja Freeport Masih Tertimbun, 2 Ditemukan Meninggal Dunia

21 September 2025 - 08:44 WIB

Catat, Ini Kunci Operasional Koperasi Desa Merah Putih Menurut Sesmenkop

20 September 2025 - 19:31 WIB

Trending on Headline