Menu

Dark Mode
Asus Rilis RTX 5060 Ti 16G EVO, Lebih Ramping dengan Sirip Heatsink Berbeda Ludes! Robot Anjing Wajah Elon Musk & Mark Zuckerberg Terjual Rp 1,5 M Lolong: Buaya Terbesar di Dunia yang Pernah Diukur Hidup China Sukses Buat Prototipe EUV, Siap Produksi Chip 2nm Nvidia Perbarui GPU AI RTX Pro 5000 Blackwell, VRAM Naik 50 Persen Elon Musk Jadi Orang Pertama di Dunia dengan Kekayaan Rp 10.000 Triliun

Headline

Giliran MUI Tangerang Selatan Serukan Boikot Produk Perancis

badge-check


					Giliran MUI Tangerang Selatan Serukan Boikot Produk Perancis Perbesar

Protes kartun Nabi Muhammad SAW masih terus berlanjut. Kartun Rasulullah itu masih terus dipertahankan negara Perancis dan tidak mau dicabut oleh negara terkenal Menara Eiffle tersebut serta segera meminta maaf kepada umat Islam.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangerang Selatan (Tangsel) ikut menyerukan boikot terhadap produk asal negara Prancis. Sebelumnya, seruan boikot sudah lebih dulu disampaikan MUI pusat yang diwakili Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekjen MUI Anwar Abbas dalam keterangan resminya.

Dilansir dari Tribun Jakarta, imbauan boikot produk asal Prancis merupakan bentuk protes tehadap pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang dinilai menghina Nabi Muhammad dan umat muslim.


Baca juga:Protes Kartun Rasulullah, Umat Islam di Medan Injak dan Lindas Poster Presiden Perancis


Sekretaris MUI Tangsel, Abdul Rojak, mencanangkan agar warga Tangsel tidak membeli produk asal Prancis. Hal itu disebutnya sebagai gerakan kesadaran.

“Jadi yang kita lakukan itu sosialisasi dan gerakan kesadaran bagi masyarakat muslim Tangsel, secara pribadi dari keluarga muslim yang ada di Tangsel, yang ada di rumah-rumah untuk tidak membeli produk Prancis. Jadi tidak dengan memaksakan kehendak, enggak. Jadi dengan gerakan membangun kesadaran,” ujar Rojak saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu (31/10/2020).

Menurut Rojak, boikot tersebut merupakan bentuk protes agar menimbulkan efek jera untuk Macron. Dengan menghindari produk Prancis yang memang sudah kadung banyak digunakan masyarakat Indonesia, termasuk Tangsel, Rojak berharap bisa memberikan dampak secara ekonomi yang signifikan.

“Ya kita harus dimulai dari sekarang. Pembelajaran sekaligus efek jera lah, jadi tidak, sebagai masyarakat muslim terbesar di dunia harus bersikap lah. Sebagai pembelajaran sekaligus efek jera lah. Ya sebagai masyarakat muslim terbesar di dunia harus bersikap lah,” tegasnya.
Rojak bahkan menambahkan, jika ada muslim di Tangsel yang tidak mengikuti aksi boikot tersebut, patut dipertanyakan identitasnya.

“Jadi kalau sudah terbangun kesadaran apa lagi melakukan pembiaran, apalagi bersikap individualis itu gak bener itu, perlu dipertanyakan identitas keIslamannya. Kalau dia sudah terjerat sama sekali. Ya minimal sebagai bentuk kecintaan, kepada Nabi Muhammad ya dia enggak membeli produk-produklah,” jelasnya.

sumber tribunjakarta

Editor: Adi Kurniawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Operasi Wirawaspada, Imigrasi Bogor Amankan 6 WNA

18 December 2025 - 22:10 WIB

Soal Rangkap Jabatan dan Perpanjangan KTA, Ini Kata Sekjen PWI Pusat

13 December 2025 - 08:46 WIB

Jaga Alam Puncak, Menteri LH Tanam Ribuan Pohon

12 December 2025 - 14:44 WIB

Peringati Hakordia, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Menara Jamsostek Gelar Deklarasi Komitmen Anti Korupsi

10 December 2025 - 14:04 WIB

TNI dan Warga Bangun Jembatan Gantung Penghubung Dua Kecamatan di Sukabumi

5 December 2025 - 15:19 WIB

Trending on Headline