Olahraga padel pada 2025 ini tampak makin diminati. Dalam setahun terakhir, olahraga raket yang menggabungkan unsur tenis dan squash ini mencatat lonjakan popularitas tertinggi dibandingkan cabang olahraga lain di Tanah Air.
Berdasarkan “Garmin Connect Data Report 2025” yang diterima KompasTekno, aktivitas padel di Indonesia melonjak hingga 1.684 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Garmin tak mengumbar berapa banyak aktivitas padel yang direkam melalui perangkat arloji pintar (smartwatch) mereka di tahun ini, begitu juga tahun lalu.
Namun, angka ini menjadikan padel sebagai olahraga dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia sepanjang 2025, melampaui track running yang tumbuh 124 persen dan tenis sebesar 113 persen.
Meski padel mencatat pertumbuhan paling agresif, olahraga populer di Indonesia secara keseluruhan masih didominasi oleh aktivitas konvensional, seperti lari (running) dan jalan kaki (walking).
Garmin mencatat kedua aktivitas tersebut masing-masing sudah mencapai 10.622.601 aktivitas dan 4.755.561 aktivitas di sepanjang 2025.
Seperti diketahui, kedua aktivitas ini akan menghasilkan banyak jumlah langkah kaki (steps) setelah keduanya dijalani.
Di Indonesia, Garmin mencatat jumlah rata-rata steps harian (daily average) di tahun ini mencapai sekitar 5.818 langkah, meningkat 8,24 persen dari tahun lalu.
Selain running dan walking, latihan kekuatan (strength training) juga mulai digandrungi pengguna Indonesia.
Garmin mengeklaim latihan ini tercatat sebanyak 2.367.843 aktivitas, meningkat sekitar 65 persen dari tahun sebelumnya.
Masih soal Indonesia, Garmin juga menyebut bahwa Indonesia merupakan negara yang mencatatkan tingkat stres paling tinggi di dunia. Mereka tak menyebut berapa banyak atau bagaimana data tingkat stres ini dihitung.
Selain tingkat stres, Garmin juga mencatat Indonesia memiliki rata-rata tingkat “Body Battery” tertinggi 68 persen di sepanjang tahun, turun 2 persen dari 70 persen di 2024 lalu.
Body Battery adalah metrik energi tubuh yang digunakan Garmin (skala 0-100 persen) untuk menggambarkan seberapa “penuh” cadangan energi fisik dan mental seseorang dalam satu waktu.
Artinya, semakin rendah Body Battery, maka “baterai” pengguna semakin sedikit dan biasanya pengguna akan lemas ketika beraktivitas, cepat lelah, dan dianggap kurang istirahat.
Sumber: kompas.com














