Di hadapan pendukung pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor Edgar Suratman-Sefwelly Ginanjar Djoyodiningrat dalam silaturahmi akbar, mantan pejabat Pemkot Bogor Saeful Anwar mengajak warga Kota Bogor dan mantan birokrat untuk mendukung Edgar-Sefwelly dalam Pilkada Juni mendatang, di Lapangan Kresna Raya, Bogor Utara, Kota Bogor, Sabtu (28/4/2018).
Selain Saeful, tampak pula sejumlah mantan birokrat lainnya seperti Hatta, Yudha dan lain-lain. Kampanye akbar ini juga dihadiri relawan dan simpatisan yang tergabung dalam sayap Edgar-Sefwelly.

Dalam orasi politiknya, Edgar mengajak relawan, simpatisan dan warga untuk selektif dalam memilih pemimpin 5 tahun ke depan. Harus dilihat bobot, bibit dan bebetnya.
“Kenali calonnya, lihat track recordnya. Jangan memilih karena pemberian, pilih sesuai nurani yang terbaik diantara yang baik. Ingat pilihan itu menentukan nasib Kota Bogor 5 tahun ke depan,” kata Edgar yang tetap bersemangat meski terik matahari panas menyengat.
Edgar juga mengajak relawan, simpatisan dan warga untuk tetap menjaga kondusifitas Kota Bogor.”Untuk semua yang hadir, saya bersyukur dan berbangga sekali hari ini mendapatkan kesempatan silaturahmi akbar bersama Edgar-Sefwelly. Walaupun dalam kesempatan ini keadaan (cuaca) panas, Insya Allah perasaan kita akan tetap dingin,” ujar Edgar.
Visi misi maju dalam pilkada ini, lanjut Edgar, bagaimana Bogor ini memiliki karakter. “Jangan sampai kita terjebak, kalau pengemban amanah tidak memiliki karakter pasti masyarakatnya akan mencari bentuk sendiri. Ini harus dimulai oleh pemimpinnya yang memiliki karakter profesionalisme, cerdas intelektual dan cerdas spiritual, berinovasi dan kreatifitas serta peduli. Juga memiliki karakter integritas kejujuran,” jelasnya.
Edgar yang juga Dewan Penasehat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini menambahkan, tekad bertarung di perhelatan Pilkada Kota Bogor, hanyalah untuk ibadah mencari ridho Allah SWT dalam rangka mengemban amanah memimpin Kota Bogor lima tahun ke depan.
“Jika saya semata-mata hanya ingin menjadi walikota, lebih baik saya tidak ikut Pilkada. Karena saya merasa bahwa masyarakat mengharapkan saya maju (Pilkada). Apalagi periode ini, cuma satu-satunya saya sendiri calon dari birokrat murni. Dan tentunya Insya Allah, birokrat tidak akan terpecah,” beber Edgar.
Dalam kesempatan ini, ia pun mengajak masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya dengan menjatuhkan pilihan yang terbaik pada hari pencoblosan 27 Juni nanti. Indikator pilihan yang terbaik itu, kata Edgar, adalah pasangan calon yang memiliki bebet, bibit dan bobot. Disamping itu, rekam jejak yang baik di lingkungan keluarganya, masyarakat termasuk dalam kedinasannya.
“Hari ini kita paslon 2 (Edgar-Sefwelly) harus memberikan pencerahan kepada masyarakat semua. Karena jangan sampai masyarakat itu memilih ada keraguan, apalagi memilih karena pemberian uang,” tegas Edgar yang maju lewat jalur independen itu.
reporterpratama