Menu

Dark Mode
Demi Kreator, YouTube Rela Gelontorkan Dana Fantastis Hari Badak Sedunia 2025: Sejarah, Tujuan, dan Cara Merayakannya Ilmuan China observasi atmosfer gunakan “Balon Jimu 1” CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup Robot Humanoid “Booming” di China, Howard Huang Jadi Miliarder Dunia Marak Judi Online, Pakar dan Tokoh Agama Minta Penanganan dari Berbagai Sisi

Kabar Bogor

Bima Buka Suara Soal Kehadirannya di Acara HTI

badge-check


					#foto humas pemkot bogor Perbesar

#foto humas pemkot bogor

KEHADIRAN Walikota Bogor Bima Arya dalam acara DPD Hizbut Tahrir indonesia (HTI) II Kota Bogor beberapa waktu lalu, mendapat respon pro kontra dari masyarakat. Agar tak menjadi bola panas, Bima pun memberikan keterangan kepada media, Rabu (10/2/16).

Menurut Bima, dirinya tidak sependapat dengan konsep khilafah yang disampaikan Hizbut Tahrir Indonesia. Bahkan hal tersebut dilontarkannya langsung di depan anggota HTI pada tanggal 8 Februari 2016 kemarin. Terkait kehadirannya di acara tersebut untuk silaturahmi.

“Sebagai pemimpin saya harus mengayomi dan merawat silaturahmi. Perbedaan keyakinan, agama, cara pandang dan politik tak boleh jadi hambatan untuk silaturahmi. Saya sampaikan langsung di forum HTI itu, bahwa saya tidak setuju tentang manifesto khilafah dari HTI, dan saya sampaikan secara terbuka. Bagi saya NKRI dan Pancasila itu sudah final,” kata Bima dalam rilis yang diterima www.kabaronline.co.id

Jadi, menurutnya, kehadiran dirinya di sana bukan menyetujui konsep khilafah. “Tapi memang harus ada yang menyampaikan kepada mereka secara terbuka, bahwa Kota Bogor punya banyak persoalan,” paparnya.

Dimana, lanjutnya, persoalan yang ia angkat tersebut ada dua. Yaitu persoalan penyakit sosial dan persoalan kemiskinan. “Kalau kita sibuk membesarkan perbedaan dan melupakan persamaan, agak sulit kita menghadapi itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, masih kata Bima, HTI agar ke depannya untuk mengedepankan persamaan. Meski diakuinya jika HTI memiliki niat baik untuk melawan kemungkaran, kebatilan, kemaksiatan, dan penyakit sosial.

“Maka kita sama-sama. Tapi kalau ujung-ujungnya mengganti NKRI, kita tidak sependapat dan pasti berbeda. Yang penting silaturahmi itu dijaga. Karena sebagai walikota saya harus terus membangun silaturahmi dan berhubungan baik dengan semuanya,” tandasnya.

#D. Raditya

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Semifinalis Mojang Jajaka Kota Bogor Diajak Blusukan di Pasar Gembrong Sukasari

22 September 2025 - 09:16 WIB

Menkop Jabarkan Peran dan Fungsi Kopdes Merah Putih

21 September 2025 - 20:28 WIB

Puluhan Gempa Susulan Terjadi di Kabupaten Sukabumi dan Kota Bogor

21 September 2025 - 19:27 WIB

Sekdakot Bogor Tekankan Pentingnya Monev Program Kwarcab Pramuka

21 September 2025 - 09:58 WIB

Gempa di Sukabumi Terasa Sampai Kota Bogor

20 September 2025 - 23:56 WIB

Trending on Kabar Bogor