Menu

Dark Mode
Asus Rilis RTX 5060 Ti 16G EVO, Lebih Ramping dengan Sirip Heatsink Berbeda Ludes! Robot Anjing Wajah Elon Musk & Mark Zuckerberg Terjual Rp 1,5 M Lolong: Buaya Terbesar di Dunia yang Pernah Diukur Hidup China Sukses Buat Prototipe EUV, Siap Produksi Chip 2nm Nvidia Perbarui GPU AI RTX Pro 5000 Blackwell, VRAM Naik 50 Persen Elon Musk Jadi Orang Pertama di Dunia dengan Kekayaan Rp 10.000 Triliun

Kabar Bogor

Bima Buka Suara Soal Kehadirannya di Acara HTI

badge-check


					#foto humas pemkot bogor Perbesar

#foto humas pemkot bogor

KEHADIRAN Walikota Bogor Bima Arya dalam acara DPD Hizbut Tahrir indonesia (HTI) II Kota Bogor beberapa waktu lalu, mendapat respon pro kontra dari masyarakat. Agar tak menjadi bola panas, Bima pun memberikan keterangan kepada media, Rabu (10/2/16).

Menurut Bima, dirinya tidak sependapat dengan konsep khilafah yang disampaikan Hizbut Tahrir Indonesia. Bahkan hal tersebut dilontarkannya langsung di depan anggota HTI pada tanggal 8 Februari 2016 kemarin. Terkait kehadirannya di acara tersebut untuk silaturahmi.

“Sebagai pemimpin saya harus mengayomi dan merawat silaturahmi. Perbedaan keyakinan, agama, cara pandang dan politik tak boleh jadi hambatan untuk silaturahmi. Saya sampaikan langsung di forum HTI itu, bahwa saya tidak setuju tentang manifesto khilafah dari HTI, dan saya sampaikan secara terbuka. Bagi saya NKRI dan Pancasila itu sudah final,” kata Bima dalam rilis yang diterima www.kabaronline.co.id

Jadi, menurutnya, kehadiran dirinya di sana bukan menyetujui konsep khilafah. “Tapi memang harus ada yang menyampaikan kepada mereka secara terbuka, bahwa Kota Bogor punya banyak persoalan,” paparnya.

Dimana, lanjutnya, persoalan yang ia angkat tersebut ada dua. Yaitu persoalan penyakit sosial dan persoalan kemiskinan. “Kalau kita sibuk membesarkan perbedaan dan melupakan persamaan, agak sulit kita menghadapi itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, masih kata Bima, HTI agar ke depannya untuk mengedepankan persamaan. Meski diakuinya jika HTI memiliki niat baik untuk melawan kemungkaran, kebatilan, kemaksiatan, dan penyakit sosial.

“Maka kita sama-sama. Tapi kalau ujung-ujungnya mengganti NKRI, kita tidak sependapat dan pasti berbeda. Yang penting silaturahmi itu dijaga. Karena sebagai walikota saya harus terus membangun silaturahmi dan berhubungan baik dengan semuanya,” tandasnya.

#D. Raditya

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Pesta Perak Kompra 25 Dibanjiri Ribuan Pramuka

20 December 2025 - 10:37 WIB

ADEV Salurkan Zakat Perusahaan Bareng PWI

19 December 2025 - 14:09 WIB

Bahas Konektivitas Transportasi, Kadishub Kota Bogor Jadi Narsum di OBSSESI

15 December 2025 - 07:31 WIB

Januari 2026, Dishub Kota Bogor Hapus Angkot Usia 20 Tahun

15 December 2025 - 06:42 WIB

Gara-gara Parfum Meledak, Gudang Kosmetik di Bogor Terbakar

15 December 2025 - 05:43 WIB

Trending on Kabar Bogor