Menu

Dark Mode
Bareng Forkopimda, PWI Kota Bogor Warnai 1 Dekade Festival Merah Putih 2025 Dijual Rp 300 Jutaan, Begini Tampilan BYD Sealion 06 Astronom Temukan Bukti Baru Ada Planet Lain di Sekitar Kembaran Matahari Klasemen Super League usai Persija Vs Persita: Macan Kemayoran di Puncak! Hasil Kualifikasi Piala Asia Putri U-20: Menang Telak, Indonesia Gagal Lolos 80 Pelajar Banyuwangi Dapat Beasiswa PT BSI

Kabar Dunia

Astronom Temukan Bukti Baru Ada Planet Lain di Sekitar Kembaran Matahari

badge-check


					Gambaran seniman tentang wujud planet gas raksasa yang mengorbit Alpha Centauri A. 
Foto: NASA, ESA, CSA, STScI, Robert L. Hurt (Caltech/IPAC) Perbesar

Gambaran seniman tentang wujud planet gas raksasa yang mengorbit Alpha Centauri A. Foto: NASA, ESA, CSA, STScI, Robert L. Hurt (Caltech/IPAC)

Jakarta – Sebuah bukti baru adanya planet lain di sekitar Matahari ditemukan oleh para astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb. Jarak planet gas raksasa ini diketahui empat tahun cahaya dari Bumi.

Planet di luar Tata Surya ini mengorbit ‘Mataharinya’ yang bernama bintang Alpha Centauri A. Bintang ini berada di sistem bintang terdekat dengan Matahari.

Planet di Alpha Centauri A

Mengutip laman University of Cambridge, para astronom pada dasarnya telah memperhatikan sistem tiga bintang Alpha Centauri sejak lama. Sistem tersebut menjadi target dalam misi pencarian dunia, termasuk planet, di luar Tata Surya kita.

Sistem tiga bintang Alpha Centauri hanya dapat dilihat dari belahan bumi selatan. Seperti namanya, sistem ini di antaranya terdiri dari sistem biner Alpha Centauri A dan Alpha Centauri B, keduanya merupakan bintang yang mirip dengan matahari.

Sedangkan satu lainnya merupakan bintang katai merah redup bernama Proxima Centauri. Sebelumnya, diketahui ada tiga planet yang terkonfirmasi mengorbit pada Proxima Centauri.

Adapun keberadaan planet lain di sekitar Alpha Centauri A dan Alpha Centauri B dahulu terbukti sulit dikonfirmasi. Alasannya karena bintang-bintang tersebut sangat terang, dekat, dan bergerak melintasi langit dengan cepat.

Namun, kini pernyataan itu bisa dipatahkan. Melalui pengamatan dari Webb’s Mid-Infrared Instrument (MIRI) ditemukan bukti kuat tentang adanya planet gas raksasa yang mengorbit Alpha Centauri A.

Hasil pengamatan ini kemudian dipublikasikan dalam dua studi yang terbit di The Astrophysical Journal Letters.

Planet Terdekat dari Bumi

Jika terkonfirmasi, planet yang mengorbit Alpha Centauri A menjadi planet terdekat dengan Bumi. Keduanya mengorbit di zona layak huni bintang seperti Matahari.

Namun, karena kandidat planet ini adalah planet raksasa gas, para ilmuwan mengatakan planet ini tidak akan mendukung kehidupan seperti Bumi.

Penulis studi dari Laboratorium Propulsi Jet NASA dan Institut Sains Exoplanet NASA di California Institute of Technology (Caltech), Charles Beichman, menyebut teleskop James Webb dirancang untuk menemukan galaksi-galaksi terjauh di alam semesta.

Selama penelitian, tim merancang urutan pengamatan, melakukan pengamatan menggunakan teleskop, menganalisis, dan membuat pemodelan menggunakan komputer. Dalam pengamatan itu, gambar yang ditampilkan teleskop Webb kemungkinan besar adalah sebuah planet.

“Tim harus merancang urutan pengamatan khusus untuk target ini, dan upaya ekstra mereka membuahkan hasil yang spektakuler,” ujarnya.

Misteri Hilangnya Sebuah Planet

Pengamatan pertama sistem ini dilakukan pada Agustus 2024. Kala itu, Alpha Centauri B memancarkan cahaya yang ekstra terang sehingga menyulitkan analisis. Tim akhirnya mencoba untuk mengurangi cahaya dari kedua bintang tersebut dan berhasil.

Hasilnya, ditemukan sebuah objek yang 10 ribu kali lebih redup dari Alpha Centauri A. Lokasinya terpisah dari bintang tersebut, sekitar dua kali jarak antara Matahari dan Bumi.

Meskipun hasil pengamatan awal ini sangat menarik, peneliti membutuhkan lebih banyak data untuk mencapai kesimpulan yang kuat. Akhirnya dilakukan pengamatan tambahan pada Februari dan April 2025. Sayangnya, pengamatan tambahan ini tidak mengungkap objek seperti yang teridentifikasi pada Agustus 2024.

Penulis utama studi, Aniket Sanghi dari Caltech, menyebut keadaan tersebut adalah misteri yang menarik untuk diungkap. Mereka kemudian menggunakan teknologi untuk membuat simulasi jutaan orbit di alam semesta.

“Kami dihadapkan pada kasus hilangnya sebuah planet! Untuk menyelidiki misteri ini, kami menggunakan model komputer untuk mensimulasikan jutaan orbit potensial, menggabungkan pengetahuan yang kami peroleh saat melihat planet tersebut, serta saat kami tidak melihatnya,” jelas Sanghi.

Selama proses simulasi, tim memperhitungkan penampakan kandidat eksoplanet potensial di 2019 dari berbagai sumber. Sumber yang dimaksud adalah teleskop raksasa milik European Southern Observatory, data baru dari teleskop Webb, dan mempertimbangkan orbit yang gravitasinya stabil di wilayah Alpha Centauri B.

Sayangnya, peneliti juga tidak menemukan planet tersebut. Kendati demikian, para peneliti tidak terkejut dengan keadaan tidak terdeteksinya planet pada pengamatan putaran kedua dan ketika dengan teleskop Webb.

“Kami menemukan bahwa pada separuh dari kemungkinan orbit yang disimulasikan, planet tersebut bergerak terlalu dekat dengan bintang dan tidak akan terlihat oleh Webb pada Februari dan April 2025,” kata Sanghi.

Selain simulasi, tim peneliti Cambridge juga menganalisis data teleskop Webb untuk mencari tanda-tanda jenis debu kosmik yang dikenal sebagai debu eksozodikal. Awan debu ini dihasilkan oleh objek seperti komet dan asteroid yang pecah, membentuk cakram redup dan bercahaya di sekitar sebuah bintang.

Debu eksozodikal membantu peneliti mempelajari arsitektur dan evolusi sebuah sistem planet. Debu ini juga berguna untuk pencarian planet berbatu.

“Namun, debu ini juga penting dalam pencarian planet berbatu, karena debu di zona layak huni sebuah bintang dapat mengaburkan atau meniru sinyal planet,” ungkap penulis Mark Wyatt dari Institut Astronomi Cambridge.

Sayangnya lagi-lagi peneliti mengalami kebuntuan. Tidak ada debu yang terdeteksi dalam pengamatan ini. Namun, pengamatan mereka rupanya cukup sensitif terhadap tingkat debu yang besarannya lebih rendah dari pengukuran sebelumnya.

Temuan ini menurut peneliti sangat berharga, terutama untuk mencari planet lain di masa mendatang yang ada di sekitar bintang ini.

Jalan terakhir yang dilakukan adalah meneliti kecerahan planet dengan pengamatan MIRI dan simulasi orbit. Berdasarkan hal ini, peneliti akhirnya mengatakan bila planet itu bisa jadi merupakan planet gas raksasa yang massanya kira-kira sama dengan Saturnus.

Planet gas raksasa itu mengorbit Alpha Centauri A dalam lintasan elips yang bervariasi antara satu hingga dua kali jarak antara Matahari dan Bumi. Jika terkonfirmasi, planet itu akan menandai sejarah baru dalam upaya pencitraan eksoplanet.

Tak berhenti di situ, planet ini akan menjadi paling dekat dengan bintangnya yang pernah terlihat sejauh ini. Planet ini juga paling mirip suhu dan usianya dengan planet-planet raksasa di Tata Surya kita, dan paling dekat dengan Bumi.

“Keberadaannya dalam sistem dua bintang yang terpisah sangat dekat akan menantang pemahaman kita tentang bagaimana planet terbentuk, bertahan hidup, dan berevolusi dalam lingkungan yang kacau,” tandas Sanghi.

Sebagai informasi, Teleskop Luar Angkasa James Webb merupakan program internasional yang dipimpin oleh NASA bersama mitranya, ESA (Badan Antariksa Eropa) dan CSA (Badan Antariksa Kanada).

Dua hasil studi di The Astrophysical Journal Letters ini dapat ditemukan di arXiv dengan judul ‘Worlds Next Door: A Candidate Giant Planet Imaged in the Habitable Zone of α Cen A. I. Observations, Orbital and Physical Properties, and Exozodi Upper Limits’ dan ‘Worlds Next Door: A Candidate Giant Planet Imaged in the Habitable Zone of α Cen A. II. Binary Star Modeling, Planet and Exozodi Search, and Sensitivity Analysis’.

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Polisi Inggris Tangkap 466 Pendemo Dukung Gerakan Pro-Palestina

10 August 2025 - 13:50 WIB

Trump-Putin Akan Bertemu, Pemimpin Eropa Desak Tekanan Lebih Besar ke Rusia

10 August 2025 - 13:43 WIB

Fix! Trump-Putin Akan Ketemuan di Alaska Bahas Ukraina

9 August 2025 - 12:12 WIB

Netanyahu Bertekad Bebaskan Gaza dari Hamas

9 August 2025 - 12:07 WIB

Israel Mau Tingkatkan Agresi di Gaza, Hamas: Netanyahu Korbankan Tawanan

8 August 2025 - 08:59 WIB

Trending on Kabar Dunia